Ekonomi

Kreatif! Hasilkan Rupiah dengan Barang Bekas

Minggu, 26 Maret 2017 - 01:11 | 49.57k
Pemilik Flodista dengan kerajinan gerbong maut. (Foto: Aminatus Sofya/TIMES Indonesia)
Pemilik Flodista dengan kerajinan gerbong maut. (Foto: Aminatus Sofya/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Barang bekas seperti kayu, kulit telur, plastik dan botol bagi sebagian orang adalah barang yang layak masuk tong sampah. Namun ditangan Frans dan istrinya Rosa barang tersebut bisa disulap menjadi barang yang cantik dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. 

Pasangan asal Bondowoso, Jawa Timur ini telah menggeluti usaha kerajinan dari barang bekas sejak 19 tahun yang lalu. Awalnya, mereka membuat kerajinan dari kulit telur hingga sekarang merambah ke kayu, plastik dan barang bekas lainnya. Mereka menamai kerajinannya dengan nama Flodista. 

"Kerajinan kita dulu awalnya dari kulit telur, kemudian beralih ke barang bekas lain. Setiap hari kita terus mengeksplore, kira-kira apa saja yang bisa dijadikan benda menarik," ujar Rosa. 

Barang baku kerajinan kata Rosa, didapat dari desa-desa yang ada di Bondowoso. Namun terkadang, mereka berdua terpaksa mengimpor dari daerah lain jika di Bondowoso tidak tersedia. Ia juga menuturkan, terkadang mendapat kesulitan mendapatkan bahan baku. Bahkan terkadang harus mengeluarkan uang untuk menambah membeli kayu maupun triplek, untuk menambah bahan baku dari barang bekas yang dimiliki.

Ketika TIMES Indonesia mengunjungi rumahnya, Rosa sedang asyik membuat tempat kopi yang terbuat dari kayu bekas. Ia mengaku sedang mendapat pesanan tempat kopi sebanyak 400 buah dari kawannya di Kalimantan. 

"Biasanya ada pekerja disini, kebetulan sekarang pada libur. Ini saya ada pesanan tempat kopi sebanyak 400 buah dari teman," tuturnya. 

Rosa mengisahkan usaha kerajinannya tidak berjalan mulus namun berliku seperti sebuah kehidupan. Terkadang pahit namun banyak manisnya. Usahanya yang berawal dari kulit telur dulu, banyak mendapat ejekan.

Tapi ia dan suaminya terus berusaha dan berinovasi bagaimana menghasilkan produk yang berkualitas. Hingga akhirnya kerajinan dari pasangan suami istri ini menjadi trendsetter di Bondowoso. Sampai pada tahun 2016 lalu, Flodista berhasil mengenalkan replika Gerbong Maut yang didaulat menjadi oleh-oleh khas Bondowoso. 

"Ceritanya berliku, mulai dari kulit telur dulu banyak mendapat ejekan. Tapi terus kita tetap berusaha sampai ya kini bisa jadi lumayan besar," kisah Rosa. 

Saat ini, Folodista telah membuka Galeri di depan Hotel Palm, Bondowoso. Ada banyak koleksi Flodista yang dipajang disana, mulai bunga dari klobot jagung, vas bunga dari kayu bekas, kerajinan gerbong maut, serta hiasan dinding yang tentunya masih terbuat dari barang bekas. 

Meskipun daerah pemasaran produk flodista di Jawa Tengah, ke depan, Rosa berharap pemerintah bisa memperhatikan potensi kerajinan yang ada di Bondowoso. Dirinya ingin Bondowoso menjadi sentra kerajinan seperti Jawa Tengah. Hal ini tentu saja akan berdampak bagi perekomian dan memicu tumbuhnya industri kreatif. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES