Peristiwa Daerah

HUT ke-13 Tagana, Mensos Ajak Anggota Tagana Peduli Lingkungan

Jumat, 24 Maret 2017 - 23:34 | 91.11k
Kegiatan penanaman terumbu karang oleh Menteri Sosial RI di Dermaga Pulau Pramuka, Kab. Kep. Seribu (24/03/2017) (Foto: Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial RI for TIMES Indonesia)
Kegiatan penanaman terumbu karang oleh Menteri Sosial RI di Dermaga Pulau Pramuka, Kab. Kep. Seribu (24/03/2017) (Foto: Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial RI for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengajak personel Tagana meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap upaya pencegahan bencana dengan menerapkan manajemen hulu dan hilir.

"Sekarang kita perkuat kepedulian dalam pencegahan bencana. Jadi dari hulu mereka sudah terlibat. Untuk pencegahan kita bisa tanam mangrove, tanam terumbu karang, tanam pohon sebanyak-banyaknya sehingga hutan tidak gundul dan laut tidak abrasi," ucap Khofifah dalam Peringatan HUT Tagana ke-13 di Lapangan Bola Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jumat (24/3/2017). 

TAGANAY31DK.jpg

HUT Tagana yang mengangkat tema "Meningkatkan Kesadaran Bencana Kepada Masyarakat" kata Khofifah, ada upaya-upaya pencegahan yang dapat dilakukan sebelum bencana terjadi. Salah satunya seperti Bhakti Sosial Tagana dalam rangka HUT Tagana yang berlangsung di Kepulauan Seribu.

"Saya ajak tagana menanam bibit pohon mangrove, penanaman rumput laut, penanaman terumbu karang, pembersihan lingkungan, serta pelepasan induk penyu sisik dan induk penyu hijau," ujarnya dalam siaran pers Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial RI.

TAGANA-BFoJLB.jpg

"Ini semata-mata agar kita juga mengambil langkah preventif di hulunya. Hulunya adalah rusaknya lingkungan dan daya dukung alam," terang Khofifah yang menekankan setiap kegiatan Apel dan HUT Tagana diisi dengan kegiatan tanam pohon dan bersih lingkungan. 

Tagana merupakan relawan sosial terlatih yang berasal dari masyarakat, memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial. Jumlah personel di seluruh Indonesia pada 2016 mencapai 29.734 orang dan Sahabat Tagana sebanyak 600.000 orang.

TAGANA-CAqJFI.jpg

"Tagana harus konsisten membantu dalam upaya pencegahan dari hulu. Ini karena kerusakan alam sudah sedemikian serius. Maka saya imbau lakukan semampunya upaya pencegahan dari hulu ke hilir. Mungkin koordinatornya bisa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tapi Tagana bisa turut mendukungnya dari lingkum terkecil, dari Kampung Siaga Bencana misalnya," terangnya. 

Kampung Siaga Bencana

Sementata itu dalam kesempatan yang sama, Khofifah juga mengajak masyarakat meningkatkan kesadaran terhadap bencana melalui Kampung Siaga Bencana (KSB) dan penguatan pengetahuan kebencanaan pada berbagai unsur masyarakat.

"Keberadaan Kampung Siaga Bencana di lokasi rawan bencana dimana Tagana sebagai fasilitatornya sangat penting dan terbukti mampu menambah jangkauan Kementerian Sosial dalam mengembangkan pendekatan Manajemen Kebencanaan Berbasis Masyarakat," kata Khofifah. 

TAGANA-DOTRq1.jpg

Dikatakan, jumlah Kampung Siaga Bencana di Indonesia saat ini mencapai 456 dan akan terus ditambah jumlahnya. Pada tahun 2017 ditargetkan akan ada 100 KSB lagi yang berdiri di berbagai wilayah rawan bencana.

"Kampung Siaga Bencana di Kepulauan Seribu yang hari ini diresmikan merupakan pembentukan KSB pertama di tahun 2017. Mudah-mudahan dengan penguatan kebencanaan di tingkat masyarakat ini akan semakin meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana," paparnya.

Lebih jauh, Ia mengungkapkan Indeks Resiko Bencana Indonesia mencatat ada 323 kabupaten/kota yang berpotensi tinggi atau rawan bencana alam. 

Sepanjang 2016 setidaknya ada 2.171 kejadian bencana di Indonesia dan berdasarkan data serta informasi bencana Indonesia jumlah korban meninggal mencapai 567 jiwa, 489 jiwa luka-luka, 2.770.814 mengungsi dan 23.628 unit rumah rusak ringan dan 5.750 unit rusak berat.

"Dari sederetan data itu saya harap dapat menjadi penguatan kita membangun kesetiakawanan, kepedulian, komitmen untuk saling melindungi dan memberikan layanan kepada saudara-saudara kita yang tertimpa bencana," kata Khofifah. 

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pada 2017 ini Tagana merangkul kalangan jurnalis dari media cetak, online, televisi dan radio untuk dilatih menjadi Jurnalis Sahabat Tagana.

Total terdapat 40 jurnalis dari 27 media nasional. Jumlah tersebut akan terus ditingkatkan dengan memberikan penguatan kepada jurnalis di berbagai wilayah di Indonesia. 

"Para jurnalis adalah para komunikator dari proses upaya membangun komitmen kebersamaan​, dan kepedulian, pada saat terjadi bencana alam dan bencana sosial. Maka kita rangkul mereka sebagai Sahabat TAGANA," demikian ujar Khofifah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES