Indonesia Positif Ketahanan Informasi Pendidikan

Unisma Berinovasi untuk Indonesia yang Megabiodiversitas

Kamis, 23 Maret 2017 - 21:32 | 30.42k
FMIPA Universitas Islam Malang menyelenggarakan kuliah Umum dalam rangka penutupan Seluruh rangkaian Dies Maulidina Fakultas MIPA yang ke 27. (Foto: Istimewa)
FMIPA Universitas Islam Malang menyelenggarakan kuliah Umum dalam rangka penutupan Seluruh rangkaian Dies Maulidina Fakultas MIPA yang ke 27. (Foto: Istimewa)
FOKUS

Ketahanan Informasi Pendidikan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang menyelenggarakan kuliah Umum dalam rangka penutupan Seluruh rangkaian Dies Maulidina Fakultas MIPA yang ke 27. Kuliah umum itu mengangkat tema “ Berinovasi Untuk Biologi Yang Produktif Dalam Mensyukuri Karunia Megabiodiversitas”.

Pembukaan acara ini dihadiri oleh Dekan Fakultas beserta Jajaran dan Alumni Fakultas MIPA ini di selenggarakan pada hall Oesman Mansyur serta diikuti oleh hampir 250 Mahasiswa dari Fakultas MIPA.

Dra. Tintrim Rahayu.,M. Si. Dekan Fakultas MIPA yang membuka kuliah umum menyampaikan tema ini diangkat sebab megabiodiversitas ini sesuai dengan kekayaan alam Indonesia yang memiliki keberagaman hayati melimpah. Terlebih Indonesia merupakan negara kepulauan. 

“Keberagaman merupakan kekuatan dan ketahanan, jika disikapi secara positif keberagaman ini salah satu wujud kekayaan, tapi apabila keberagaman ini dianggap sebagai hal yang negatif bisa di artikan sebagai sebuah pertengkaran,” ungkap Dekan FMIPA.

kuliah-bersama-2f1CPJ.jpg

Kegiatan yang menghadirkan dua pemateri ini, Prof. Sutiman Bambang Sumitro. SU.,D.Sc selaku Biologiawan sekaligus Dekan Pertama Fakultas  MIPA pada tahun 1989 dan Ikhwan Arief  salah satu alumni dari fakultas Syariah yang sekaligus menjadi penggagas dari konservasi pesisir pantai besama masyarakat dan nelayan dari kelompok nelayan samudra bakti.

Prof. Sutiman mengungkapkan bahwa kepunahan spesies berjalan sangat cepat, tapi hal ini tidak dibarengi dengan kepedulian masyarakat sekitar dalam hal konservasi. Jika hal ini di biarkan saja hal ini bisa berakibat kepunahan. kepunahan itu adalah hal yang wajar tapi dengan adanya campur tangan manusia didalamnya hal ini dapat hingga 400x lebih cepat dari seharusnya.

“Yang harus tetap ada adalah keragamannya, seperti indonesia yang menjadi luar biasa karena keberagamannya,“ tutup beliau. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES