Peristiwa Daerah

Dua Anak Penderita DBD di Lamongan Meninggal Dunia

Kamis, 23 Maret 2017 - 14:47 | 112.02k
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Lamongan, Taufik Hhlidayat, Kamis (23/3/2017). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Lamongan, Taufik Hhlidayat, Kamis (23/3/2017). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, mencatat ada 52 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan dua anak di antaranya meninggal dunia sepanjang awal bulan Januari hingga penghujung Maret 2017. Korban meninggal, berinisial AN warga Dusun Sawo, Kelurahan/Kecamatan Babat dan YK, asal Desa German, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan.

"Tahun ini sekitar 50 penderita, dengan kematian 2," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Lamongan, Taufik Hidayat, Kamis (23/3/2017).  

Menurut Taufik, jumlah warga yang terserang penularan penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti pada tahun ini memang tak sebanyak dibandingkan 2016, yang berjumlah 238 penderita di bulan Januari hinga Maret. Namun, kata dia, jumlah kematian justru lebih banyak.

"DBD tiap tahun cenderung meningkat. Kalau dibandingkan tahun kemarin dengan hampir 600 penderita, setahun kematian 4, tahun ini baru berapa bulan sudah 2," ujarnya.

Dari data Dinkes Kabupaten Lamongan, angka pasien penderita DBD ini terjadi secara merata di setiap daerah endemik dan zona merah DBD, seperti Kecamatan Babat (15 penderita), Sugio (7 penderita), Ngimbang dan Karanggeneng masing-masing 5 penderita.

 "Kalau puncaknya ini cenderung meningkat," kata Taufik.

Ia berujar, peningkatan jumlah kematian penderita DBD ini karena musim hujan yang masih berlangsung, sehingga memunculkan banyak genangan.  Supaya tidak makin banyak warga yang terserang DBD, dan tidak lagi menimbulkan kematian, Taufik meminta pihak desa dan puskesmas untuk bisa melakukan deteksi dini penderita DBD.

 "Kita kerjasama tingkat desa untuk deteksi dini, puskesmas harus deteksi dini tidak boleh deteksi terlambat. Juga kerjasama dengan rujukan yang kita tata, sehingga kita harapkan angka kesakitan berkurang, tetapi ketika dirawat angka kematian tidak ada," katanya.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES