TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kelompok radikalisme dan terorisme diketahui banyak melakukan pendekatan kepada para kaum muda yang masih dalam masa produktif. Kaum muda banyak dipengaruhi dan terpengaruh masuk kelompok radikal karena pengaruh informasi hoax dan fitnah yang diedarkan di media sosial.
Begitu yang disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjel Pol Suhardi Alius, saat menyampaikan sambutannya dalam acara pembukaan Workshop Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di Dunia Maya bersama Media, OKP dan Ormas, yang berlangsung di Hotel Millennium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2017) malam.
Menurut Suhardi, pelaku terorisme dan radikalisme banyak ditemukan masih tergolong para kaum muda. "Pribadinya pendiam, tapi tiba-tiba radikal. Ternyata, mereka terpengaruh atau dipengaruhi oleh informasi yang beredar di media sosial," katanya.
Untok menyelesaikan radikalisme dan terorisme jelssnya, harus dengan paripurna atau secara bersama-sama. Tidak bisa dilakukan hanya oleh satu lembaga atai kelompok Ormas yang conta Indonesia damai. "Harus dilakukan secara bersama-sama," katanya.
Setiap berita katanya, harus disharing tidak kemudian tanpa saring. "Kita (BNPT) akan terus mengajak anak muda untuk menolak radikalisme dengan gaya modern. Melawan radikalisme dan terorisme melalui media sosial," katanya.
Dengan diselenggarakannya workshop penvegahan propaganda radikal dan terorisme itu, diharapkan nantinya bisa merumuskan bagaimana penyebaran berita positif, damai yang nantinya bisa menolak berita hoax. "Terutama yang mengandung ajakan radikal dan teror," katanya.
Diketahui, acara Workshop itu terselenggara atas kerjama BNPT dan Nu Online, sebagai media PBNU. Acara berlangsung sejak 22-24 Maret 2017. Hadir dalam acara itu, para pengurus Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama mulai tingkat kabupaten/kota hingga wilayah/provinsi di Indonesia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Editor | : Yatimul Ainun |
| Publisher | : Ahmad Sukmana |
