Ekonomi

Petani Probolinggo Terapkan Inovasi Tanam Bawang Merah Sistem MPHP

Rabu, 22 Maret 2017 - 22:50 | 500.72k
Inovasi tanam bawang merah sistem MPHP (foto: Iqbal/TIMESIndonesia)
Inovasi tanam bawang merah sistem MPHP (foto: Iqbal/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah inovasi budidaya tanaman bawang merah tengah dikembangkan oleh Mulyadi di Desa Bulujaran Lor Kecamatan Tegalsiwalan, Probolinggo, Jawa Timur. Inovasi tersebut adalah budidaya tanaman bawang merah menggunakan sistem MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak).

“Sebelumnya, sistem ini sudah lazim diterapkan untuk tanaman lombok merah besar. Tetapi kami mencoba mencoba aplikasikan ke tanaman bawang merah. Ternyata banyak efisiensi yang kami peroleh dengan sistem MPHP ini,” kata Mulyadi, Rabu (22/3/2017).

Menurut Mulyadi, ada beberapa efisiensi yang bisa didapatkan petani dengan sistem MPHP ini mulai dari penyiraman, pupuk dan pemeliharaan/penyiangan. Untuk penyiangan ada efisiensi 75 persen. Misalnya 1 kali periode tanaman disiangi 10 kali, ini hanya 2 kali saja.

“Pemakaian pupuk hemat 30 persen karena sudah tidak ada penguapan. Sementara penyiraman bisa hemat 40 persen, cukup 2 kali selama 4 hari. Suhu tanah stabil antara siang dan pagi hari, sehingga berdampak pada tidak berkembangnya penyakit,” jelasnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari menyampaikan bahwa inovasi tanaman bawang merah sistem MPHP ini merupakan hasil diskusi petani Mulyadi dengan salah satu PPL yang ada di wilayah Kecamatan Tegalsiwalan.

“Bawang merah itu hamanya luar biasa, dengan sistem MPHP ini tingkat kelembabannya terjadi sehingga hama tidak bisa berkembang dengan baik. Dengan sistem ini biaya berkurang, namun produksi meningkat,” katanya.

Menurut Hasyim, tanah budidaya tanaman bawang merah sistem MPHP ini tidak begitu becek. Perbedaan suhu tanah tidak fluktuatif sehingga membuat pertumbuhan tanaman lebih baik. Disamping itu, penyakit yang menyerang daun juga berkurang.

“Untuk menerapkan sistem MPHP ini sangat mudah sekali. Tanah diolah dulu seperti biasa berbentuk bedengan. Setelah itu ditutup plastik yang dibawahnya hitam dan atasnya perak. Selanjutnya diambilnya kaleng bekas dan dikasih arang agar panas. Kaleng ini kemudian digunakan untuk membuat lubang tempat tanaman bawang merah,” jelasnya.

Hasyim menambahkan, hasil produktivitas dari inovasi ini betul-betul sangat signifikan. Dari sisi usaha tani ada peningkatan yang lebih besar. “Kami akan lebih mensosialisasikan kepada masyarakat yang ada tanaman bawang merah. Jika nanti panen kedua bagus, maka akan kami kembangkan kepada petani lain di Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES