Peristiwa Daerah

Aliansi Mahasiswa Papua Tuntut Pembubaran Freepot

Senin, 20 Maret 2017 - 14:24 | 38.34k
Aliansi Mahasiswa Papua Bali saat menggelar aksi denontrasi di depan kantor Konsulat Jendral Amerika Serikat (Konjen AS) menuntut pembubaran PT Freeport, Senin (20/03/2017). (Foto Khadafi/Times Indonesia)
Aliansi Mahasiswa Papua Bali saat menggelar aksi denontrasi di depan kantor Konsulat Jendral Amerika Serikat (Konjen AS) menuntut pembubaran PT Freeport, Senin (20/03/2017). (Foto Khadafi/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Aliansi Mahasiswa Papua Bali menggelar demonstrasi penutupan tambang emas PT Freeport. Mereka menggelar aksi ini di depan kantor Konsulat Jendral Amerika Serikat (Konjen AS) di Jalan Hayam Wuruk sebelah utara bundaran Renon, Senin (20/03/2017).

"Stop Freeport beroperasi di Papua dan bubarkan Freeport. Biarkan masyarakat Papua menentukan nasib sendiri sesuai dengan cara masyarakat Papua," teriak Kordinator aksi, Gideon.

Aksi ratusan mahasiswa Papua di Bali ini berjalan damai. Terlihat ratusan polisi dan tentara mengawal massa aksi dan mengamankan kantor Konjen AS. Sebelumnya, mahasiswa melakukan jalan kaki dari Lapangan Niti Mandala Renon menuju kantor Konjen AS di Jalan Hayam wuruk.

Dalam orasinya, mahasiswa menilai kehadiran PT. Freeport hanya merusak alam Papua dan memusnahkan budaya Papua.

Selain itu, penandatangan perpanjangan kontrak tidak pernah melibatan masyarakat Papua sendiri. Justru yang dilibatkan hanyalah para elit politik Papua. Selain itu, masyarakat Papua selalu hidup dibawa tekanan dan intimidasi oleh pihak pengamanan PT Freeport.

Sementara itu, Humas Aliansi Masyarakat Papua Bali, Natalis Gaekug menjelaskan aksi di depan kantor Konjen AS sesungguhnya sebagai bentuk kecintaan kepada masyarakat dan alam Papua yang selama ini telah dirusak oleh PT. Freeport.

 "Alam Papua yang dulu hijau sekarang sudah rusak. Kebijakan freepor tidak pernah memikirkan nasib rakayat papua. Freeport harus ditutup," ujarnya.

Natalis menjelaskan banyak perusahan asing yang beroperasi di Papua sejak PT. Freeport masuk. Hal itu karena Freeport sebagai corong masuknya perusahan perusahan asing lainnya.

"Selama 51 tahun, PT Freeport beroperasi di Papua tapi tidak pernah memperhatikan nasib masyarakat Papua. Sementara alam kami terus dirusak. Mau ke mana masyarakat jika apua sudah rusak semuanya. Kami minum apa, air-air kami sudah diracuni oleh limbah tailing PT Freeport. Karena itu kami masyakat Papua siap melawan Freeport," imbuhnya saat memberikan keterangan kepada wartawan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES