Indonesia Positif Ketahanan Informasi Kamtibmas

Anggota Bhabinkamtibmas Polres Malang 'Ngaji' Menangkal Radikalisme

Sabtu, 18 Maret 2017 - 11:18 | 46.96k
Hasan Abadi, Rektor Unira Malang saat menjelaskan tentang sejarah radilalisme di Indonesia pada asistensi bhabinkamtibmas di Gedung DPRD Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (18/3/2017). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)
Hasan Abadi, Rektor Unira Malang saat menjelaskan tentang sejarah radilalisme di Indonesia pada asistensi bhabinkamtibmas di Gedung DPRD Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (18/3/2017). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)
FOKUS

Ketahanan Informasi Kamtibmas

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ratusan anggota Bhabinkamtibmas dibawah komando Polres Malang terus melakukan peningkatan SDM dalam segala aspek. Terutama dalam perannya ditengah masyarakat.

Sabtu (18/3/2017), ratusan anggota Bhabinkamtibmas dari seluruh Polsek ngaji soal sejarah Radikalisme secara global dan khususnya di Indonesia.

Acara tersebut adalah Asistensi Bhabinkamtibmas dalam rangka Meningkatkan Kemampuan Public Speaking Peran dan Fungsi Bhabinkamtibmas Jajaran Polres Malang.

Dalam acara yang digelar di ruang paripurna DPRD Kabupaten Malang, Sabtu (18/3/2017) itu, hadir Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung.

Hadir juga dalan acara tersebut, sebagai pemateri Rektor Universitas Raden Rahmat (Unira) Kabupaten Malang, Dr Hadan Abadi.

ngaji-polresJjhod.jpg

Di depan anggota Bhabinkamtibmas, Hasan Abadi banyak menjelaskan sejarah Radikalisme dan banyak paham dalam Islam sejak Nabi Muhammad Wafat.

Selain itu, Hasan Abadi juga banyak menjabarkan kondisi perkembangan faham Islam yang lahir di Indonesia sejak Reformasi Demokrasi.

"Karennaya jangan heran jika banyak kelompok yang sedikit-sedikit bid'ah. Karena mereka tak biasa tradisi dan budaya Nusantara. Ada Syi'ah dan Wahabi dan lainnya," kata Hasan.

Banyak faktor yang menyuburkan gerakan radikalisme. Baik lahir dari munculnya ketidakadilan negara, maraknya kemiskinan dan hal lain yang menyebabkan banyak pihak kecewa dan radikalisme akhirnya jadi solusi.

"Bicara Islam Moderat di Indonesia, diwakili oleh Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Pengawal nasionalisme ada pada dua organisasi itu yang konsisten," katanya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES