Peristiwa Internasional

Kekeringan Parah Melanda Somalia

Sabtu, 18 Maret 2017 - 04:25 | 130.31k
Kekeringan di Somalia
Kekeringan di Somalia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Somalia sang negeri perompak sedang dilanda kekeringan dan kelaparan parah. Bahkan dalam 48 jam, sudah 110 orang tewas akibat bencana kekeringan tersebut. Pemerintah Somalia juga telah menetapkannya sebagai bencana nasional dan sangat mengaharapkan bantuan dari internasional.

Dikutip dari Aljazeera, Presiden Somalia, Mohammed Abdullahi Mohammed secara terbuka meminta ukuran tangan internasional untuk membantu Somalia dari bencana kekeringan parah dan kelaparan pada selasa (28/02/2017).

Saat ini telah tercatat sebanyak 110 warga Somalia bagian selatan tewas akibat kelaparan serta kekurangan air akibat keringnya tanah mereka. 

"Ini adalah situasi yang sulit bagi penggembala dan ternak mereka. Beberapa orang telah terkena bencana kelaparan dan diare pada saat yang sama. Dalam 48 jam terakhir 110 orang meninggal karena kelaparan dan diare di wilayah Bay," ungkap Perdana Menteri Hassan Ali Khaire di kantornya.

Bay sendiri merupakan wilayah administrasi di Somalia selatan dengan terdapat empat kota.
Kekeringan juga menyebabkan penyakit akut lainnya seperti diare, kolera dan campak.

Pejabat setempat menyebut, wabah kolera telah menewaskan sedikitnya 69 orang sejak Jumat (3/2/2017). Lebih dari 70 orang lainnya dirawat di rumah sakit dan banyak yang bermigrasi ke Mogadishu, ibukota Somalia.

Bayang-bayang kekeringan besar yang pernah melanda tahun 2011 membuntuti. Kala itu, antara bulan Juli 2011 hingga pertengahan 2012 wilayah Tanduk Afrika yang meliputi Djibuoti, Ethiopia, Somalia dan Eriterea dilanda kekeringan hebat. Karena lamanya musim kemarau hingga tidak menyisakan air di tanah, banyak korban tewas berjatuhan. 

Somalia menjadi daerah yang paling merah dari kekeringan dan kelaparan atau dikenal dengan istilah famine akibat cuaca El Nino. Laporan dari Famine Early Warning System Network mencatat, sekitar 260.000 orang Somalia tewas karena kelaparan.

Dalam bencana kekeringan dan kelaparan yang diklaim terburuk dalam 60 tahun terakhir itu, banyak pengungsi dari Somalia selatan melarikan diri ke negara tetangga seperti Kenya dan Ethiopia.

Kondisi yang tidak sehat karena padat dan kumuh ini dibarengi dengan gizi buruk dan berujung pada kematian di kamp-kamp pengungsian. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES