Mahasiswa STPP Malang Raih Juara LKTI Nasional di Bali

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang berhasil menjuarai Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Forum Mahasiswa Agroteknologi/Agroekoteknologi Indonesia (Formatani) tingkat nasional wilayah III 2017 di Universitas Udayana (Unud), Bali.

Tiga mahasiswa STPP Malang, yaitu Agus Salim, Chusnul Marfuah, dan Yeni Pramita sukses meraih juara 2 dalam ajang yang diikuti berbagai perguruan tinggi yang memiliki fakultas atau jurusan pertanian ini. 

Para peserta LKTI berasal dari berbagai perguruan tinggi, meliputi: Pulau Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara (NTB, NTT), Kalimantan (Kalsel, Kalbar, dan Kaltim), Sulawesi Utara (Manado), dan Papua.

Ketiga mahasiswa ini mengangkat tema karya ilmiah "Pemanfaatan Limbah Baglog Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dengan Penambahan Aktivator Feses Kambing sebagai Bahan Kompos".

Sementara juara 1 diraih Universitas Brawijaya Malang, dan juara 3 direbut oleh Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.

Setelah melalui seleksi, dipilih sejumlah karya finalis LKTI yang dipresentasikan di kampus II Unud pada Kamis (16/3/2017). Karya mahasiswa STPP Malang yang mengangkat topik pemanfaatan limbah baglog jamur tiram ini sukses meraih juara 2.

Untuk diketahui, limbah baglog jamur tiram yang sudah afkir (tidak tumbuh lagi) ternyata dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, salah satunya sebagai pupuk kompos. Dengan ditambahkan feses kambing, limbah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos yang berguna bagi tanaman.

Ketua STPP Malang, Siti Munifah mengaku bangga atas prestasi yang diraih mahasiswanya. "Tentu kami bangga atas prestasi yang diraih mahasiswa STPP Malang. Prestasi harus terus ditingkatkan dan menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berkarya," ujar Munifah kepada TIMES Indonesia, Jumat (17/3/2017).

Dia mendorong para mahasiswa menunjukkan kreatifitas dan kompetensinya pada event regional, nasional, bahkan internasional.

Harapannya, karya dan inovasi civitas akademika STPP Malang terus berkembang baik secara kuantitas maupun kualitas. 

"Karya yang dihasilkan harus aplikatif dan bermanfaat bagi masyarakat dan mendukung kemajuan pertanian Indonesia," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement