Peristiwa Daerah Bondowoso Republik Kopi

Pemkab Bondowoso Gandeng Donatur Swiss Bangun 7 Jembatan Gantung

Kamis, 16 Maret 2017 - 16:52 | 82.02k
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bondowoso, H Karna Suswandi saat turun langsung ke dearah terisolir bersama Donatur Swiss. (Foto: Angga/TIMES Indonesia)
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bondowoso, H Karna Suswandi saat turun langsung ke dearah terisolir bersama Donatur Swiss. (Foto: Angga/TIMES Indonesia)
FOKUS

Bondowoso Republik Kopi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Inovasi dan kreativitas terus digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Kini, dalam melancarkan pelaksanaan pembangunan kedepan,  diupayakan tak selalu bergantung pada APBD. Tapi harus menggandeng banyak pihak.

Sebelumnya, pemkab Bondowoso sudah menggandeng pengusaha AMP memperbaiki jalan rusak dengan biaya penuh pengusaha yang sedang melakukan trial. Kini, giliran menggandeng donator asal Swiss.

Menggandeng donator dari Swiss itu untuk membangun  tujuh jembatan gantung dengan biaya penuh dari donatur asal Swiss tersebut.

Untuk meyakinkan donator tersebut, relawan donatur bersama Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bondowoso, H Karna Suswandi melakukan kunjungan lapangan untuk memastikan kelayakan pembangunan serta melakukan pengecekan lapangan.

H-Karna-Suswandi-2oPDv6.jpg

Survie lapangan itu mengecek sejauh mana banyaknya penerima manfaat serta dampak ekonomi yang akan timbul jika jembatan gantung itu dibangun.

Kamis (16/3/2017), kunjungan dilakukan ke medan yang sangat sulit. Tepatnya di Desa Gadingsari, Kecamatan Pakem, Kabupaten Bondowoso. Lokasi jembatan nantinya akan menghubungan Gadingsari dengan Desa Sumber Argo Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo.

“Saya sengaja membawa relawan dari donator tersebut ke sini, karena warga enam desa di Kecamatan Sumber Malang selama ini memanfaatkan jalan ini untuk berbelanja dan menerima pelayanan kesehatan di Kecamatan Pakem Bondowoso,” beber Karna.

Rencana pembangunan jembatan untuk daerah terisolir itu kata Karna sudah dikonsultasikan pada Bupati Bondowoso, H Amin Said Husni. “Karena APBD Kabupaten Bondowoso tidak mampu mengcover akibat kondisi yang sangat jauh dan selalu menjadi langganan bajir di musim hujan sehingga terhanyut,” katanya.

Jika hanya mengandalkan APBD jelas Karna, jelas tidak mampu. “Kalau kami mengandalkan APBD tentu tidak mampu. Karena medannya sangat terjal dan terisolir. Sehingga kami berusaha terus mencari terobosan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” aku Karna.

H-Karna-Suswandi-3TC1k.jpg

Sebanyak tujuh jembatan yang direncanakan untuk dibangun dengan konstruksi besi ini menurut Mantan Camat Pakem ini, selain yang di Gadingsari, juga untuk Jembatan Bercak Asri, Bajuran, Plalangan, Gunung Anyar, Pujer Baru dan Curah tatal.

“Ada lima jembatan yang menghubungkan antar kecamatan dan 2 jembatan yang menghubungkan Bondowoso dan Situbondo. Harapan saya, dengan dibangunnya jembatan itu pergerakan ekonomi dan pelayanan lain di Bondowoso bisa lancar,” katanya.

Sementara itu, menurut Jalis, Kepala Desa Sumber Argo, Kecamatan Sumber Malang, Kabupaten Situbondo dan Kepala Desa Petung Kecamatan Pakem yang menemui kunjungan dari Swiss itu mengaku dirinya sangat berharap jembatan tersebut segera di realisasikan.

Karena kata jalis, selama ini jika ada masyarakat sakit diangkut dengan digotong. Karena Ambulance tidak bias masuk, serta seluruh hasil panen warga selama ini dijual di pasar Pakem Bondowoso dengan kendaraan seadanya. Hal itu sangat resiko,” akunya.

Di jembatan yang rusak itu, jika musim hujan langsung bajir. Karena air banjirnya mengalir langsung dari Lereng Argopur. Bahkan jembatan langsung hanyut. Jika sdh hanyut, langsung dibuat secara swadaya dengan biaya tidak kurang dari Rp 3 juta,” katanya.

H-Karna-Suswandi-4A4Si.jpg

Jalis menambahkan, bahwa ada enam desa penerima manfaat langsung dari akses jembatan tersebut. Diantaranya Desa Sumber Argo, Taman Kursi, Baderan, Tamansari, kalirejo dan Tlogosari.

Untuk menuju ke lokasi, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bondowoso dan relawan dari Swiss, harus rela berjalan kaki dan menggunakan ojek. Karena jalan setapak yang ada sangat terjal dan berbahaya jika dilalui kendaraan roda empat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES