Indonesia Positif Universitas Islam Malang

Civitas Akademika Unisma Penerang Ditengah Perbedaan

Rabu, 15 Maret 2017 - 18:01 | 28.55k
 Foto bersama civitas akademika bersama narasumber seminar nasional. (Foto: Unisma for TIMES Indonesia)
Foto bersama civitas akademika bersama narasumber seminar nasional. (Foto: Unisma for TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Universitas Islam Malang menggelar Seminar Nasional dengan Tema “Kebebasan Beragama dan Berfikir Multikulturalisme Untuk Membangun Stabilitas Bangsa” Selasa (15/3/17). 

Kegiatan ini salah satu bentuk realisasi dari penandatanganan MoU antara Unisma dengan PT Asia Foundation.

Rektor Unisma Prof. Dr. H. Masykuri M.Si. mengungkapkan buku yang dibahas sangat layak untuk dibaca. "Membuat kita bisa berfikir secara Multikultural sehingga dapat mengentarkan agama islam menjadi agama yang rahmatan lil alaminn dengan terwujudnya toleransi antar sesama manusia," terangnya.

Pada kesempatan yang sama Rektor unisma mengutarakan ucapan terimakasihnya kepada Dr. Budy Munawar Rachman (Program Officer, Human Rights and Religious Freedom, The Asia Foundation) dan penulis dari Buku Membela Kebebasan kebangsaan.

Rektor Unisma juga menerangkan bahwa Unisma sendiri sudah memiliki formulasi tentang pembelajaran Islam dalam bentuk pendidikan aswaja dan itu prinsip prinsip di kembangkan seperti Tawasul: moderat, Tawazzun menjaga keseimbangan dan juga Al Adil yang proporsional

http://cdn.inatimes.co.id/images/2017/03/15/unisma-BAoF0Z.jpg Penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Unisma Dengan PT Asia Foundation (Foto: Unisma for TIMES Indonesia)

"Misi kami menjadikan Civitas Akademika Unisma agar dapat menjadi penerang ditengah-tengah perbedaan," harap rektor Unisma.

Membangun stabilitas dari Liberalisme, Sekularisme dan Pluralisme juga menjadi tujuan dari acara ini. Serta bahan dapat di gunakan sebagai referensi untuk ditingkatan doktor di Unisma yang memiliki Jurusan Multikultural.

Prof. Dr. KH. M. Tholchah Hasan narasumber dalam seminar ini menjelaskan Islam yang ada di Arab ini sangat berbeda dengan di Indonesia. 

Lebih Lanjut, dijelaskan pula tentang bagaimana berpikir dan bersikap multikulturalis dalam prespektif Islam. Ia mengungkapkan bahwa demokrasi saat ini kurang berkembang dan bisa diistilahkan sebagai "majority rule-minority right". 

http://cdn.inatimes.co.id/images/2017/03/15/unisma-C8i7By.jpgSuasana saat seminarnasional yang diikuti oleh mahasiswa jenjang s3 Unisma (Unisma for TIMES Indonesia)

Selain itu fundamentalisme agama menguat dan tidak ada "perlawanan" yang berarti dari masyarakat maupun negara (tidak ada toleransi)

Kegiatan yang di gelar di gedung B lantai 7. Dan di Hadiri oleh Segenap Civitas Akademika Unisma. Mereka  punya harapan lain yang tersirat dari kegiatan ini. Yakni perlunya kesadaran agar Saling menghargai Antar Umat beragama yang lain, yang sama-sama meyakini adanya Tuhan dalam agama lain pula.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES