Kopi TIMES

Memaknai Perempuan dalam Perspektif Mitokondria DNA

Selasa, 14 Maret 2017 - 08:19 | 118.45k
Wirdatun Nafisah (Desaign: TIMES Indonesia)
Wirdatun Nafisah (Desaign: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perempuan adalah sosok yang lembut yang selalu dilihat lemah dimata dunia. Hal tersebut menyebabkan kekerasan seksual ataupun pelecehan seksual terhadap perempuan semakin hari semakin tidak terkontrol.

Menurut Komnas Perempuan mencatat dalam waktu tiga belas tahun terakhir kasus kekerasan seksual berjumlah hampir seperempat dari seluruh total kasus kekerasan, atau 93.960 kasus dari seluruh kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan (400.939). Artinya, setiap hari 20 perempuan menjadi korban kekerasan seksual.

Kejahatan tersebut terjadi karena adanya ketimpangan relasi antara laki-laki dan perempuan. Dominasi kekuasaan yang sering dimanfaatkan laki-laki untuk melakukan sesuatu untuk memuaskan hasratnya. Kelembutan dan kelemahan perempuan juga menjadi alasan paling dasar munculnya masalah-masalah tersebut.

Situasi dan kondisi memperparah dan mempojokkan perempuan dalam kasus ini. Pasalnya, korban-korban kekerasan seksual umumnya memilih diam karena tidak  berani mengungkapkan.

Beberapa korban kekerasan seksual mengaku ia malu dan takut dikucilkan di masyarakat. Hal tersebut dikarenakan masyarakat Indonesia umumnya menyalahkan perempuan atas kasus kekerasan seksual tersebut.

Kebanyakan masyarakat berpikir munculnya kasus tersebut disebabkan oleh perempuan dengan mengundang hasrat laki-laki, misalnya dengan mengenakan pakaian yang terbuka atau  semacamnya. Padahal kasus tersebut tidak hanya terjadi pada perempuan yang berpakaian sexy dan terbuka, namun juga pada perempuan berhijab sekalipun.

Diamnya dan mersa lemah atau takutnya perempuan inilah yang harus kita benahi karena diprediksi menjadi faktor utama maraknya kasus kekerasan seksual. Sehingga, perlu dilakukan beberapa penjelasan dan penyadaran bahwa sesungguhnya perempuan adalah makhluk mulia sehingga harus kuat, berani dan tegas dalam bersikap.

Dalam rangka penjelasan dan penyadaran kodrat perempuan yang sebenarnya, maka perlu kita simak kembali pengertian maupun beberapa pandangan terhadap perempuan. Secara biologis.

Menurut Nugroho (2008) disebutkan bahwa, perempuan merupakan manusia yang memiliki alat reproduksi, seperti rahim, dan saluran untuk melahirkan, mempunyai sel telur, memiliki vagina dan mempunyai alat untuk menyusui, yang semuanya secara permanen tidak berubah dan mempunyai ketentuan biologis atau sering dikatakan sebagai kodrat (ketentuan Tuhan).

Perempuan sering diidentikkan dengan bejana yang mudah pecah seperti, halus, lemah dan tidak berdaya. Sedangkan dalam tinjauan etimologis. Pertama, kata perempuan berasal dari kata empu yang berarti tuan orang yang mahir atau berkuasa, atau pun kepala, hulu, atau yang paling besar.

Kedua, kata perempuan juga berhubungan dengan kata ampu sokong, memerintah, penyangga, penjaga keselamatan, bahkan wali; kata mengampu artinya menahan agar tidak jatuh atau menyokong agar tidak runtuh; kata mengampukan berarti memerintah (negeri); lainnya pengampu yakni penahan, penyangga, penyelamat.

Ketiga, kata perempuan juga berakar erat dari kata empuan; kata ini mengalami pemendekan menjadi puan yang artinya sapaan hormat pada perempuan, sebagai pasangan kata tuan yang merupakan sapaan pada lelaki.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kata perempuan dapat diartikan sebagai sosok yang tangguh, mandiri, aktif, berperan dan berdaya.

Disamping itu, dalam penjelasan ilmiah pun perempuan memiliki posisi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena pewarisan mitokondria DNA secara maternal, atau pewarisan mitokondria DNA dari jalur ibu.

Mitokondria yang merupakan pusat penghasil energy makhluk hidup hingga dapat menjalankan metabolisme dalam tubuh bahkan aktivitas sehari-harinya. Pewarisan tersebut terjadi karena hampir tidak adanya rekombinasi DNA mitokondria dari ayah dan DNA mitokondria dari ibu saat pembuahan sel telur oleh sperma.

Saat terjadi pembuahan, bagian ekor sperma dilepaskan sehingga hampir tidak ada DNA mitokondria dari ayah yang masuk ke dalam sel telur. Selain itu, jumlah DNA mitokondria sperma sangat rendah (100-500) sedangkan pada sel telur memiliki jumlah kopi yang tinggi.

Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa dari setiap energy yang kita gunakan untuk beraktivitas merupakan jasa pewarisan DNA mitokondria seorang perempuan, yang dalam hal ini adalah seorang ibu.

Lebih dari itu semua, Allah telah menempatkan posisi perempuan ditempat yang sangat tinggi sehingga islam sangat memuliakan perempuan. Nabi Muhammad SAW mengatakan ibu sebanyak tiga kali ketika seorang umat bertanya kepada siapa ia harus berbakti. Selain itu, Rosulullah pernah bersabda “Wahai Fatimah, sesungguhnya Allah marah dengan kemarahanmu dan Allah rela dengan kerelaanmu”. Beberpa penjelasan tersebut adalah bukti bahwa Islam begitu memuliakan perempuan.

Perempuan adalah sosok yang lembut dan emosional, memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dan juga sangat dimuliakan oleh Islam dan harusnya bersama penganutnya.

Dari penjelasan tersebut menyadarkan kita bahwa tidak ada alasan untuk merasa lemah dihadapan laki-laki. Kita berhak menuntuk hak dan berbicara atas kasus ketimpangan relasi yang ada. Menjadi perempuan kuat, tegas dan berkepribadian dapat mengembalikan sosok perempuan pada kodratnya. Sehingga perempuan akan selalu dihormati dan dimuliakan, layaknya agama islam ajarkan.(*)

*Penulis adalah Wirdatun Nafisah, kini masih menempuh kuliah S1 di Universitas Brawijaya (UB) Malang

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES