Peristiwa Internasional

Pemerintah Malaysia Harus Ungkap Identitas Kim Jong Nam

Rabu, 08 Maret 2017 - 23:05 | 51.46k
Kim Jong Nam (Foto: prokal)
Kim Jong Nam (Foto: prokal)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah Malaysia diminta untuk mengungkap tuntas identitas Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korut, Kim Jong Un, yang diduga dibunuh dengan menggunakan racun VX. Hingga kini identitas korban pembunuhan itu belum terungkap secara jelas apakah benar-benar keluarga Presiden Korea Utara.

“Pemerintah Malaysia harus mengungkap dulu identitas atas nama korban itu. Harus dipastikan apakah benar-benar Kim Jong Nam atau bukan,” jelas Chairman John Caine Center (JCC), Najib Salim Attamimi, kepada TIMES Indonesia, Rabu (8/3/2017).

Seharunya nilai Najib Salim Attamimi, jika sudah diketahui secara pasti dan akurat soal identitas korban, baru pemerintah Malaysia mengarah kepada tes DNA dan hal yang soal siapa pembunuh korban.

Najib menganalisis, pihaknya juga heran mengapa pemerintah Malaysia enggan mengungkap identitas korban secara pasti. Karena korban saat berada di terminal 2 Bandara Udara Internasional Kuala Lumpur, memegang paspor dengan nama ‘Kim Chol’ bukan atas nama Kim Jong Nam.

Dari hal tersebut, seharusnya pemerintah Malasyia memastikan dulu soal identitas korban. “Jika memang identitas yang dipegang korban itu palsu, mengapa warga dengan identitas palsu bisa lolos masuk ke Malaysia? Ini hal aneh,” jelas Najib.

Pemerintah Malasysia terlebih dahulu memastikan apakah korban adalah keluarga besar Presiden Korut. Sementara, dengan kasus tersebut, efeknya cukup besar terhadap hubungan antar negara.

Di sisi lain, pihak Pemerintah Malaysia mengatakan bahwa warga Korut itu tewas beberapa menit setelah ia diolesi dosis tinggi racun saraf VX yang mematikan dan PBB mengkategorikan racin VX sebagai senjata pemusnah massal.

Pemerintah negara-negara terkait dan institusi yang berkepentingan dalam kasus ini nampak masih enggan merujuk pada sang korban dengan nama Kim Jong-nam. Kebanyakan, termasuk Kementerian Luar Negeri RI, lebih memilih menyebutnya dengan sebutan 'warga Korea Utara' saja.

Korea Utara menyebut nama Kim Chol, sebagaimana tertera pada paspor yang ditemukan bersamanya. Diketahui, Kim Jong Nam memang mempunyai reputasi kerap bepergian dengan menggunakan paspor palsu yang dilengkapi dengan identitas tersebut. “Ini harus diungkap,” tegas Najib.

Dari penelusiran TIMES Indonesia, dari akun Facebook anggota dinasti penguasa yang terpaksa hidup mengasing di Macau itu, juga menggunakan nama Kim Chol. Hingga kini, identitasnya masih terus dipertanyakan.

Sementara, Kepala Polisi Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Khalid Abu Bakar, juga enggan mengonfirmasi sang korban sebagai Kim Jong-nam dan, alih-alih, justru merujuknya dengan nama Kim Chol.

“Jika nantinya identitas korban tidak menggunakan identitas asli, jelas maka dokumen (berkas tuntutan hukum) yang dibuat oleh pemerintah Malaysia yang sudah menyatakan korban adalah saudara tiri pemimpin Korut, Kim Jong Un, maka harus dipertimbangkan soal status Siti Aisyah,” katanya.

Mengapa? Karena korban dan tuduhan oleh pemerintah Malaysia tidak sesuai dengan identitas asli korban. “Kasus yang menimpa Siti Asyah bisa batal demi hukum. Disini pemerintah Indonesia harus segera menyelesaikan persoalan yang menimpa warganya (Siti Aisyah),” katanya.

Diketahui, keterlibatan Siti Aisyah, yang diketahui adalah warga asal Serang, Banten, juga masih belum dipastikan karena ada dugaan dia ditipu, seolah-olah ikut serta dalam program televisi yang menjahili korban.

“Secara umum, peristiwa ini masih diliputi misteri. Terutama soal identitas korban sendiri. Otoritas Malaysia harus terbuka dan menuntaskan identitas korban,” tegas Najib lagi.

Publik dunia saat ini ingin tahu secara jelas identitas korban yang sebenarnya. Pemerintah Malaysia itu pakai yang palsu atau yang mana. Jika pakai sesuai paspor, maka tidak seharunya menyebut keluarga Presiden Korut.

“Jika paspornya beda, maka tuduhan kepada pelaku jelas batal demi hukum. Karena identitas yang ada bukan keluarga presiden Korut. Sekarang harus dipastikan Siti Aisyah itu membunuh siapa? Hal itu harus dijelaskan dengan valid,” katanya.

Jika pemerintah Malasyia mengacu pada identitas sesuai paspor korban, dan jelas tidak ada hubungannya dengan keluarga Presiden, maka pemerintah Malaysia tidak harus mengaitkan kasus itu dengan kelurga presiden Korut.

“Tuduhannya harus jelas kepada siapa. Karena ini soal hubungan banyak negara. Harus divalidkan dulu soal identitas korban dan pelaku membunuh siapa. Ini harus selesai dulu,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, seorang pria yang diduga Kim Jong Nam, yang merupakan saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tewas di Malaysia.

Ia menghembuskan nafas terakhir setelah ditemukan sakit di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Selasa (14/2/2017). Selama ini ia tinggal di pengasingan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES