Ekonomi

Banyuwangi Panen Raya Labu Kuning

Senin, 06 Maret 2017 - 02:01 | 467.87k
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama isteri dan jajaran Dinas Pertanian memanen Labu Kuning. (Foto: Ahmad Su’udi/TIMES Indonesia)
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama isteri dan jajaran Dinas Pertanian memanen Labu Kuning. (Foto: Ahmad Su’udi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sawah-sawah di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur tidak terus-terusan ditanami padi, melainkan juga dijadwalkan ditanami tanaman hortikultura. Seperti lahan seluas 100 hektar di Desa Tegalrejo, Kecamatan Tegalsari yang ditanami Labu Kuning atau yang biasa disebut warga lokal sebagai Waluh.

“Yang dijual ke perusahaan penampung oleh petani adalah bijinya dalam kondisi kering. Daging labu belum ada jalur penjualan, sementara kita jadikan pakan ternak sapi dan kambing,” kata Mu’anam, Kepala Desa Tegalrejo dalam acara panen, Minggu (5/3/2017).

Mu’anam juga mengatakan tanaman Labu Kuning telah dikembangkan di desanya sejak tahun 2011. Biasanya satu hektare lahan akan menghasilkan 4 hingga 5 ton Labu Kuning, dengan masa tanam sekitar 3 bulan.

Acara panen kali ini dilakukan di ladang milik Sutrisna yang ditarget mendapatkan 2,5 ton biji Labu Kuning sekali panen.

“Kita bisa dapatkan 1 kilogram biji kering dari sekitar 35 buah Labu Kuning. Sedangkan perusahaan penampung akan membeli biji keringnya dengan harga Rp 290 ribu per kilogram,” kata Sutrisna yang merupakan petani sentra Labu Kuning di desa tersebut.

Perusahaan penampung adalah PT East West Seed Indonesia atau yang biasa disebut sebagai perusahaan Panah Merah. Kerjasama dilakukan dengan pemberian bibit oleh Panah Merah kepada petani dan hasil bijinya dijual kembali ke perusahaan tersebut.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang juga hadir dalam acara panen raya mengatakan pengembangan tanaman Labu Kuning merupakan inovasi petani-petani tersebut. Selain menjadi produktivitas lahan dalam waktu jeda penanaman padi, Labu Kuning juga bisa ditanam saat musim kemarau.

“Ini hasil panen dua kali lipat hasil panen padi. Inovasi di bidang pertanian yang positif seperti ini harus terus dikembangkan,” kata Anas.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES