Pendidikan

Mendikbud: Tari Gandrung Ajarkan Pendidikan Karakter

Sabtu, 04 Maret 2017 - 19:18 | 45.85k
120 Pelajar Banyuwangi menari Gandrung menandai pembukaan Banyuwangi Discovery, Sabtu (4/3/2017). Foto : Ahmad Su’udi/TIMES Indonesia)
120 Pelajar Banyuwangi menari Gandrung menandai pembukaan Banyuwangi Discovery, Sabtu (4/3/2017). Foto : Ahmad Su’udi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Muhadjir Effendy turut hadir membuka acara Banyuwangi Discovery 4 yang dihadiri 17 ribu siswa SD/MI Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (4/3/2017).

Kehadiran Mendikbud Muhadjir juga disambut Tari Gandrung cilik yang dipersembahkan 120 siswi SD/MI dari UPTD Pendidikan Kecamatan Cluring, Srono, Songgon, Tegaldlimo, Rogojampi, Kabat dan Blimbingsari.

Kepada Media, Muhadjir mengatakan pengajaran Tari Gandrung pada anak-anak merupakan salah satu bentuk pendidikan mental dan pembangunan karakter anak. Menurutnya karakter kedaerahan perlu ditanamkan kepada anak untuk pembentukan identitasnya.

MendikbudcvQEs.jpgMendikbud Muhadjir Effendi melihat siswa-siswi mengisi teka-teki silang. (Foto : Ahmad Su’udi/TIMES Indonesia)

“Jangan hanya dilihat tarian goyang-goyangnya saja, tapi di belakangnya ada proses latihan. Latihan tari juga bermanfaat mengembangkan mental berani tampil, otot halus dan otot kasar anak-anak kita,” kata Muhadjir usai pembukaan acara di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu siang.

Banyuwangi Discovery merupakan gerakan yang mendorong anak-anak mencintai buku bacaan dan literasi. Tahun ini seluruh peserta mengikuti acara dengan mengisi teka-teki silang yang disediakan.

Mendikbud Muhadjir mengatakan anak-anak harus diajarkan membaca yang baik oleh guru, pendamping dan orang tua masing-masing. Membaca yang baik artinya anak-anak didorong untuk memahami dan menyimpulkan gagasan dalam tulisan, bahkan anak-anak diharapkan mampu menanggapi dan mengkritik gagasan tersebut.

“Orang tua tolong main HP dikurangi, anak-anak lebih diperhatikan, didampingi dalam membaca, berpikir dan menanggapi gagasan dalam tulisan. Membaca yang baik itu tidak sekedar melihat huruf,” kata pungkas Muhadjir.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES