Kopi TIMES

Tamu Gigantik Raja Salman

Jumat, 03 Maret 2017 - 07:05 | 74.71k
Bayhaqi Kadmi (Grafis: TIMES Indonesia)
Bayhaqi Kadmi (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Seberapa dekat Indonesia dengan Saudi Arabia. Niscaya terjawab sangat dekat. Dekat seperti ulu hati. Berdesir seperti urat nadi.

Kerinduan umat muslim Di negeri ini ke tanah suci Mekah dan Madinah di jazirah Saudi Arabia, lebih tak terbendung lagi.

Indonesia, penduduknya tamu terbesar bagi tanah Arabia ketika musim haji. Pun di waktu lain, orang - orang Indonesia berduyun-duyun melaksanakan umroh di bulan selain dzulhijjah.

Sejarah Islam mengenang, negeri di mana Rasulullah lahir, berjuang hingga diwafatkan ini menjadi karib Indonesia sejak zaman Hindia Belanda.

Maka surat permohonan kunjungan Raja Salman, pemimpin pemerintahan Saudi Arabia saat ini, ke Indonesia terasa membahagiakan. Menjadi arti tersendiri dalam hubungan diplomatik.

Kunjungan Raja Salman Bin Abdul Aziz al-Saud pastinya sangat bersejarah. Kunjungan terakhir raja negeri kaya raya ini ke Indonesia berlangsung 46 tahun lalu. Ketika Raja Faisal berkunjung di bulan Juni 1970. Saya belum lahir ketika itu.  Namun foto kunjungan bersejarah itu saya simak di halaman depan Majalah Panji Masyarakat.

Foto akrab Presiden Soeharto memakai baju putih berenda merah dengan raja Faisal bin Saud di altar merah bandara udara, Kemayoran, Jakarta.

Foto itu saya lihat tahun 1978 samar saya dengar ayah bercerita Raja Faisal meninggal karena tertembak pistol, keponakannya sendiri,  yang pernah studi di Amerika.

Raja Faisal digantikan Raja Khalid, namun tak pernah berkunjung ke Indonesia meskipun hubungan diplomatik Indonesia tak bermasalah.  Lantas, puluhan tahun berikutnya, ketika Raja Khalid berpulang,  digantikan Raja Fadh.

Saya menatap keakraban tak terhingga, kunjungan Presiden Indonesia, Abdurrahman Wahid, ke Istana Saudi Arabia. Dalam sesi perbincangan, sekilas foto Gus Dur, membisiki telinga Raja Fadh. Penguasa Arab Saudi itu tertawa,  menyambut humor Gus Dur yang berbahasa Arab.

Sebuah media asing menulis: "Rakyat Saudi Arabia berbahagia. Untuk  pertamakalinya mereka bisa melihat sebaris gigi rajanya. Raja Fadh yang fotonya jarang tersenyum itu kini tertawa di samping tamunya,  Abdurrahman Wahid, Presiden negeri mayoritas muslim, Republik Indonesia"

Betapa akrabnya visual hubungan itu. Saya merasakan hubungan erat sejarah berdirinya NU. Ketika komite hijaz yang dibentuk para ulama nusantara mengirimkan surat kepada Raja Saud, di tahun Islam.

Raja Saud, leluhur raja Arab hari ini.  Artinya hubungan emosional yang bersejarah sudah terjadi. Hanya kurang lekat dalam urusan yang lain.

Maka kedatangan Raja Salman dengan rombongan besar ini terasa luar biasa. Sebuah kebarokahan yang beda.

Banyak raja dari negeri terkenal berkunjung ke Indonesia. Beberapa masih Saya ingat. Raja Spanyol Don Juan Carlos. Pangeran Charles dan mendiang Putri Diana  dari Inggris. Serta Ratu Beatrix dari Belanda.  Serta,  yang masih segar,   Ratu kerajaan Denmark juga bertamu ke negeri kita. Tapi nyaris tak sedahsyat tamu Raja Salman ini.

Kunjungan Raja Salman seperti membalas kunjungan jutaan umat Muslim Indonesia yang pernah mengunjungi negerinya.

Rombongan kunjungan yang teramat kolosal. Sekitar 1500 orang. Termasuk 10 orang menteri dan 25 pangeran.

Rombongan diangkut tujuh pesawat, dua Boeing 777, serta masing-masing satu Boeing 757, Boeing 747 SP,  Boeing 747-400, Boeing 747-300 dan pesawat Hercules.

Sejumlah perlengkapan seperti motorized atau eskalator khusus dikirim sendiri dari Saudi Arabia untuk tangga tamu ini.

Kunjungan Raja Salman, dimulai awal bulan Maret,  bareng sama terbitnya media ini. Hingga 9 Maret nanti.

Raja Salman akan menjadi tamu kenegaraan di Istana Bogor. Presiden Jokowi menyambutnya di sana.

Harapan semua pihak investasi Saudi Arabia meningkat di sini. Saudi Aramco direncanakan membangun kerjasama perminyakan yg strategis dengan Pertamina.

Tak lupa, sebelum ke Bali,  Raja Salman juga mengunjungi masjid Istiqlal. Sebagai wacana kerjasama yang akan diperkuat di bidang promosi dan warisan budaya. Selain pertukaran ahli dan kesehatan haji.

Selain itu juga digagas promosi Islam modern,  dakwah dan pertukaran ulama. Lebih penting lagi, peningkatan frekwensi penerbangan dari Indonesia ke Arab Saudi. Sekaligus penjagaan bersama di bidang pemberantasan kejahatan transnasional dan terorisme.

Pokoknya, tamu kali ini terasa istimewa bagi kita rakyat Indonesia.

Ahlan wa sahlan yang Mulia Raja Salman.... 

Marhaban untuk semua, kabilah Saudi Arabia. Kami Yakin engkau Tamu yang diantar malaikat Mikhail untuk memberi Berkah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES