Peristiwa Daerah

Kunjungi Tebuireng, Dubes AS Dorong Santri Belajar ke Amerika

Kamis, 02 Maret 2017 - 19:05 | 73.67k
Dubes AS ditemani Gus Sholah menabur bunga ke makam Gus Dur. (Foto: istimewa)
Dubes AS ditemani Gus Sholah menabur bunga ke makam Gus Dur. (Foto: istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr mengunjungi Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim, Kamis (2/3/2017). Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan masyarakat Indonesia, khususnya kalangan pesantren.

Dalam kunjungan tersebut, pria yang baru empat bulan dilantik menjadi Dubes AS itu disambut oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid dan Nyai Hj. Farida Salahuddin. Setelah memasuki Dalem Kasepuhan Tebuireng, Donovan dan Gus Sholah tampak terlibat dalam obrolan yang sangat gayeng.

Usai berdialog sekitar satu jam di Dalem Kasepuhan, Donovan didampingi Gus Sholah kemudian melanjutkan agenda kunjungan dengan acara tabur bunga di pusara KH Hasyim Asy'ari, KH Wahid Hasyim dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Setelah itu, rombongan melanjutkan kunjungan ke Madrasah Muallimin Tebuireng. 

Di sana, Donovan sempat mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan berdialog dengan para santri. Mei Chou Wu, istri Dubes Donovan, tampak tertarik mengamati para santri yang sedang mendiskusikan materi fikih keluarga.

"Saya baru empat bulan menjadi Dubes Amerika Serikat untuk Republik Indonesia. Menurut kalian, apa yang harus saya lakukan saat ini?” tanya mantan Wakil Dubes AS di Jepang ini.

Mendapat pertanyaan itu, seorang santri menjawab bahwa sang dubes harus belajar budaya-budaya di Indonesia. “Lalu di mana saya harus belajar budaya-budaya tersebut?” tanya bapak dua anak itu. 

http://cdn.inatimes.co.id/images/2017/03/02/duta-besar-AS-2G60ay.jpgDubes AS dan istri berdialog dengan santri Tebuireng. (Foto: istimewa)

Seorang santri asal Jakarta menjawab, Donovan perlu belajar sejarah Indonesia dengan mengunjungi Museum Fatahillah dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). "Saya sudah pernah berkunjung ke sana. Terus ke mana lagi?" kejar diplomat karier ini.

“Harus ke Pekalongan juga. Untuk belajar batik di sana,” ujar santri asal Pekalongan.  

Mendapat saran tersebut, Donovan mengatakan bahwa dia memang baru mengenal batik. "Untuk iklim di Indonesia, batik memang lebih pas daripada memakai dasi," tuturnya.

Tidak puas dengan saran itu, Joe Donovan -- panggilan akrabnya-- kemudian memancing para santri untuk memberi saran lain. "Harus ke Madura. Di sana ada karapan sapi,” timpal santri asal Madura, disambut tawa hadirin.

http://cdn.inatimes.co.id/images/2017/03/02/duta-besar-AS1Ec4JC.jpgPengasuh Pesantren Tebuireng, KH Salahuddin Wahid dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr (kanan). (Foto: istimewa)

Kepada para santri, Dubes Donovan juga bercerita bahwa istrinya yang berasal dari Taiwan dalam beberapa bulan ke depan akan ke Yogyakarta untuk belajar Bahasa Indonesia. Di akhir dialog, pria kelahiran New York ini berpesan agar para santri tekun belajar jika ingin mendapatkan beasiswa ke Amerika Serikat. "Kalian bisa mendapatkan informasinya dari perwakilan kami di Surabaya dan Malang," ungkapnya.

Setelah puas berdialog dengan santri, Gus Sholah menjelaskan kepada Dubes Donovan tentang profil Madrasah Muallimin. "Di sini, para santri fokus pada kajian keislaman ala pesantren. Mereka inilah yang dipersiapkan untuk menjadi kiai-kiai di masa depan," tutur Gus Sholah.

Kunjungan Dubes Donovan ini merupakan kunjungan kerja pertamanya di Jawa Timur. Tampak mendampingi, Konsul Jenderal AS di Surabaya Heather Variava dan beberapa staf kedubes AS. Sementara itu, Gus Sholah didampingi oleh Wakil Pengasuh KH Abdul Hakim Mahfudz, Sekretaris Utama KH Abdul Ghofar, dan beberapa mudir (direktur) di lingkungan Pesantren Tebuireng. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES