Peristiwa Internasional 9 Hari Bersama Raja Salman

Gus Dur, Dubes Gus Maftuh, dan Raja Salman

Rabu, 01 Maret 2017 - 09:10 | 90.87k
Ilustrasi. (grafis: senda/timesindonesia)
Ilustrasi. (grafis: senda/timesindonesia)
FOKUS

9 Hari Bersama Raja Salman

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gus Dur paling suka guyonan. Menariknya, guyonan Gus Dur itu menggelitik, menarik, dan sarat dengan makna. Kadangkala guyonan Gus Dur bermakna sindiran politik, sangat cerdas, dan berkualitas.

Guyonan Gus Dur itu bukan saja untuk kalangan elite politik, bahkan orang alit pun ikutan senyum karena lucu banget. Salah satu guyonannya; "Sampai kapanpun -Amin Rais gak bakalan jadi presiden karena yang jadi presiden harusnya nilainya A+ (A plus), bukan A – (A min).

BACA JUGA: Al Saunesia, Produk Diplomasi Dubes Santri

Ada satu guyonan cerdas yang menggemaskan. Nanti orang yang paling cepet naik surga itu sopir angkot daripada khotib Jumat. Ternyata, sopir angkot itu justru membuat para penumpang selalu beristigfar dan sholawatan, karena ketakutan dengan gaya sopir ugal-ugalan. Sementara khotib jumat, begitu naik mimbar para jamaah mulai ngantuk dan tertidur hingga rampung khotbahnya. 

Ketika membaca dan mendengar kisah seputar Gus Dur teringat cerita Pak Fuad, ketua Tanfidziyah PCI NU Arab Saudi setahun silam. Pak Fuad bercerita seputar Dubes Indonesia untuk Arab Saudi, Dr Agus Maftuh Abu Gabriel.

Jika Gus Dur pinter guyon dan membuat raja Saudi, Presiden USA, Yasser Arafat, dan pembesar-pembesar terpingkal-pingkal guyonan ala Gus Dur santri yang presiden.

Maka Agus Maftuh sang dubes memiliki gaya pokitik yang mirip. Pak Fuad bercerita; "Waktu Pak Agus bertemu dengan Dubes Arab Saudi untuk Indonesia. Beliau bertanya; "Apakah sudah hafal lagu kebangsaan Indonesia? Sang dubes menjawab; "Belum hafal".

Kemudian Agus Maftuh pun bilang kepada Dubes itu. "Saya baru beberapa bulan sudah hafal lagu kebangsaan Arab Saudi". 

Kemudian Agus Maftuh menyanyikan lagu itu dengan baik. Dengan modal hafal lagu kebangsaan itu, Agus Maftuh bisa berdiplomasi. Maklumlah Agus Maftuh santri sejati seperti halnya Gus Dur.

Tidak heran jika pemerintah Arab Saudi mulai tertarik untuk berinvestasi ke Indonesia. Bahkan sukses membawa Raja Salman bin Abdul Azia Al Saud datang ke Indonesia 1-9 Maret. Sebelumnya, Pangeran Walid bin Talal juga datang bersama Agus Maftuh menghadap Jokowi. Bisa jadi para pangeran-pangeran yang kelebihan duit itu menanamkan duitnya di Indonesia.

Kelak karir Agus Maftuh akan semakin moncer, sekaligus akan menjadi bukti nyata bahwa dubes yang santri itu juga pinter diplomasi. Bukan hanya duduk didepan meja menunggu tamu yang datang silih berganti. Kemudian di akhir bulan menunggu gaji. (*)

* Penulis adalah alumnus Ummul Qura, pengurus PCI NU Arab Saudi 
 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES