Peristiwa Nasional

Mensos Minta Tak Ada Lagi Sadikin dan Jamila

Sabtu, 25 Februari 2017 - 22:55 | 49.44k
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di SLRT Sapantun Dinas Sosial Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (25/2/2017). (Foto: Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial RI for TIMES Indonesia)
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di SLRT Sapantun Dinas Sosial Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (25/2/2017). (Foto: Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial RI for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) di Kementerian Sosial yang telah berjalan di 50 kabupaten diharapkan dapat menyisir dan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat miskin dan rentan.  

"Saya berharap dengan adanya sistem ini tidak ada lagi Sadikin dan Jamila. Sadikin itu-sakit sedikit jadi miskin, kalau Jamila-jadi miskin lagi," ujar Khofifah di SLRT Sapantun Dinas Sosial Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (25/2/2017).  

Khofifah mencontohkan ketika di satu wilayah terjadi bencana, maka akan menambah jumlah orang miskin. Demikian halnya ketika ada keluarga yang sakit dan tidak terjangkau Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan berobat menggunakan uang pribadi, akan menambah jumlah keluarga yang tak mampu.

"Maka dengan​ adanya SLRT, pembaruan atau updating data dapat cepat dilakukan dan keluarga tersebut dapat segera tertangani," paparnya dalam siaran pers Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial RI. Dikatakan Khofifah, pembaruan data sangat penting.

Sementara untuk menunggu pemutakhiran data oleh pemerintah puaat memerlukan waktu yang panjang dan biaya yang besar.  

"Maka kita gunakan SLRT. Harapannya ini menjadi solusi percepatan pelayanan kepada masyarakat," katanya.   SLRT merupakan sistem yang mengidentifikasi kebutuhan masyarakat miskin dan rentan.

Sistem ini menghubungkan mereka dengan program dan layanan yang dikelola pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota) sesuai dengan kebutuhan mereka.  SLRT juga membantu mengidentifikasi keluhan masyarakat miskin dan rentan, melakukan rujukan, dan memantau penanganan keluhan untuk memastikan keluhan-keluhan tersebut ditangani dengan baik.  

Dalam pelaksanaannya, SLRT bersinergi dengan kementerian dan lembaga lain yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, Kementerian Desa

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Saat ini SLRT telah tersebar di 50 kabupaten. Di setiap kabupaten terdapat fasilitator dimana satu fasilitator bertanggung jawab atas satu desa. Mereka bertugas melakukan verifikasi dan menghimpun informasi dari masyarakat.  

Selain meninjau SLRT, dalam kunjungannya ke Kabupaten Tapin, Mensos juga menyalurkan Beras Sejahtera (Rastra) kepada 6.768 keluarga penerima manfaat.  Penyerahan secara simbolis kepada 10 penerima dilakukan Gudang  Bulog Baru Birik, Sub Divre Barabai, dihadiri 150 keluarga penerima manfaat.

Dalam penyaluran kali ini penerima rastra yang hadir mendapat 30 kilogram beras untuk pencairan Januari dan Februari. Warga tampak antusias mengambil beras rastra karena kali ini biaya tebusnya telah dibayarkan Kemensos.

 "Alhamdulillah dapat 30 kilo beras dan bantuan sandang dari Ibu Menteri," demikian ujar penerima rastra Masriah (40). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES