Ekonomi

Dikepung Banjir, Perajin Peci Mengeluh Tidak Bisa Produksi

Kamis, 23 Februari 2017 - 14:13 | 29.65k
Perajin peci di Desa Gambuhan-Blajo, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, Tampi mengerjakan pembuatan peci ditengah kepungan banjir, Kamis (23/2/2017). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Perajin peci di Desa Gambuhan-Blajo, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, Tampi mengerjakan pembuatan peci ditengah kepungan banjir, Kamis (23/2/2017). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perajin peci di Desa Gambuhan-Blajo, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, mengeluhkan produksi mereka yang turun drastis. Penyebabnya adalah bencana banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Jero yang sudah melanda sejak sebulan terakhir.

Seorang perajin peci, Bakri, mengaku proses produksi peci terganggu, karena tempat produksi tergenang air dengan ketinggian 40 centimeter. 

"Banjir sudah satu bulan ini, tempatnya ya harus dinaikkan dengan diberi prigi (batu bata putih, red)," ujar Bakri, Kamis (23/2/2017). 

Lebih lanjut, Bakri menuturkan, akibat rumah tergenang air, produksi peci turun drastis, hingga 50 persen. Dalam sehari, Ia biasanya mampu memproduksi sepuluh kodi, tapi saat ini hanya lima kodi. "Ambil barangnya susah, karena banjir ini," katanya.

Nasib serupa juga dialami oleh Tampi. Perajin peci ini mengatakan, produksi peci menurun hampir 50 persen. Dalam kondisi normal, Ia bisa memproduksi peci sebanyak lima kodi dalam sehari. "Sekarang waktu banjir ini cuma dapat tiga kodi satu hari," ucapnya.

Banjir-Lamongan0OnH.jpg

Tampi mengaku kesulitan mengerjakan peci di saat kondisi banjir. Menurutnya, mengerjakan peci di atas genangan banjir lebih sulit dan beresiko dibanding tempat yang kering. Resikonya, sambungnya, apabila jatuh ke genangan bisa merusak peci. 

"Takut kecebur ke air. Susahnya ya basah itu. Ini harus di kasih alas karpet biar gak basah, kalau kecebur ya rusak," tuturnya. 

Menurunnya produksi peci, tambah Tampi, berimbas pada menurunnya penghasilannya setiap hari. Meski hanya sebatas pekerjaan rumah di kala senggang, tapi Ia menggantungkan hasil dari membuat peci.  

"Per kodi-nya dapat 5.500, kalah cuma dapat 16.500 rupiah," ucap Tampi. Berbeda bila tidak dalam kondisi banjir, Ia mampu mengantongi Rp27.500 dalam sehari. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES