Peristiwa Nasional

''Pengguna Media Sosial Rata-rata Mengalami Sakit Jiwa''

Rabu, 22 Februari 2017 - 02:15 | 26.05k
ILUSTRASI: Sosial Media (Foto: Dokumentasi TIMES Indonesia)
ILUSTRASI: Sosial Media (Foto: Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dr Rulli Nasrullah menyebutkan bahwa pengguna media sosial rata-rata mengalami sakit jiwa. Hal itu terbukti ketika sedang mengalami musibah (sakit) lalu melakukan swafoto dan diunggah di akun media sosial (medsos).

Hal itu disamapikan Dr Rulli Nasrullah, pakar media sosial saat menjadi narasumber dalam acara dialog pers dengan tema “Menangkal Penyalahgunaan Medsos” yang digelar Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah, Selasa (21/2/2017) di Aula Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat.

“Pengguna sosmed sebenarnya sudah mulai sakit jiwa. Terbukti, ketika sedang mengalami musibah (sakit) lalu melakukan swafoto dan diunggah di akun medsosnya,” jelasnya.

Lebih lanjut Rulli Nasrullah menyebutkan, bahwa istilah hoax sebenarnya sudah ada sejak dulu bahkan sejak Nabi Adam sebelum pindah ke bumi.

Dalam dialog pers itu hadir tiga pembicara, yaitu Gurubesar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Prof Dr Ibnu Hamad, Direktur Uji Kompetensi Wartawan PWI Pusat, Dr Usman Yatim, dan Pakar Medsos, Dr Rulli Nasrullah.

Menurut Prof Dr Ibnu Hamad, salah satu penyebab tersebarnya berita bohong atau hoax adalah kurangnya verifikasi oleh pengguna medsos terhadap berita yang didapat dan disebarkan melalui medsosnya.

“Verifikasi sangat penting dan menjadi hal utama dalam menyebarkan berita,” jelasnya.

Selama ini hoax selalu bertebaran di media sosial karena kurangnya verifikasi. Sementara itu, setiap hari selalu ada berita yang lolos dari kejelian pembaca dan langsung menyebarkan tanpa memverifikasi sumber berita tersebut.

Sementara menurut Dr Usman, berita hoax tidak akan pernah berhenti selama pengguna media sosial masih ada.

“Selama pengguna medsos masih ada, hoax akan terus ada dan terus lahir.”

Masyarakat katanya, boleh menolak berita bohong atau hoax tersebut tapi tetap sulit menghindarinya. Hoax boleh jadi sangat ditolak, tapi kehadirannya tidak bisa sihindari. “itu kondisi yang ada saat ini,” katanya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES