Peristiwa Nasional

Siti Aisyah Diduga Hanya Diperalat Bunuh Kim Jong Nam

Rabu, 22 Februari 2017 - 00:07 | 55.64k
Kim Jong Nam (Foto: istimewa)
Kim Jong Nam (Foto: istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Keterlibatan WNI Siti Aisyah yang berusia 25 tahun dalam pembunuhan kakak Presiden Korea Utara, di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur mulai terkuak.

Menurut Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) Jendral Polisi Tito Karnavian, Siti Aisyah mengaku diajak syuting sebuah reality show dengan sengaja menyemprotkan cairan kepada para pengunjung bandara secara iseng.

Siti dan temannya seorang pekerja asal Vietnam diketahui menyemprotkan cairan berisi racun yang menewaskan Kim Jong Nam yang merupakan anak sulung mendiang Presiden Korut Kim Jong Il.

Sebelum menyasar Jong Nam, Siti dan temannya terlebih dulu menyemprotkan cairan berbeda kepada beberapa orang pengunjung bandara, sesudah itu diketahui cairan yang terakhir mereka gunakan mengandung racun hingga menewaskan Jong Nam.

Sebelum tewas katanya, dia hendak naik pesawat menuju Makau, tempatnya mengasingkan diri beberapa tahun terakhir setelah rutin mengkritik keluarganya yang menguasai Pyongyang.  

"Sebelum menyasar target utama [Kim Jong Nam], dua tersangka sudah melakukan aksi serupa tiga-empat kali kepada pengunjung bandara lain. Pada target terakhir itulah, semprotan itu berisi bahan berbahaya," kata Tito saat ditemui wartawan di Aceh.

"Dia (Siti) tidak sadar jika yang dilakukannya adalah upaya pembunuhan didalangi agen intelijen asing," katanya.

Informasi ini diperoleh pejabat penghubung khusus Polri yang bertugas di Kuala Lumpur, setelah berkoordinasi dengan Polis Diraja Malaysia.

Namun sejauh ini, otoritas keamanan Negeri Jiran belum bersedia mengungkap hasil interogasi. Siti dan satu tersangka lain, bernama Doan Thi Huong, saat ini ditahan di Selangor sampai pekan depan. Karenanya, keterangan Polri juga belum terverifikasi dari pihak Malaysia.

Wakil Duta Besar Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Andreano Erwin, mengaku belum bisa memastikan detail peran Siti dalam peristiwa pembunuhan politik yang menggemparkan ini.

Polisi Malaysia baru menghubungi KBRI untuk memastikan apakah dia WNI atau bukan. "Jadi spekulasi yang mengatakan dia adalah agen [Korut] adalah informasi yang perlu dipertanyakan lagi," kata Erwin.

KBRI saat ini baru mengirim surat pembukaan akses konsuler ke Kementerian Luar Negeri Malaysia agar bisa bertemu langsung dengan Siti. Sejauh ini belum ada izin bertemu, agar pemerintah RI bisa memberi pendampingan hukum untuk WNI asal Serang, Banten itu.

"Mungkin [Kemenlu Malaysia] memerlukan waktu untuk berkoordinasi," katanya.

Siti ditangkap Kamis (17/2) lalu, setelah Polis Diraja Malaysia memeriksa CCTV kawasan pertokoan Terminal 2 Bandara Kuala Lumpur.

Dia ditangkap di hotel dekat bandara tanpa perlawanan. Dari rekaman kamera pengintai, sehari sebelum beraksi Siti dan Doan sempat datang ke lokasi kejadian dengan gerak-gerik memantau situasi.

Saat itu mereka berdua ditemani empat lelaki dengan wajah dan identitas yang diduga asal Korea. Polisi kemudian mengamankan kekasih Aisyah, yang mengetahui kegiatan pacarnya. Aparat Negeri Jiran kini terus memburu empat tersangka lain yang terekam di CCTV.

Adapun pada saat kejadian, CCTV merekam proses Kim Jong Nam diracun. Doang dan Siti terlihat mendekati putra petinggi Korut itu, menyekap mulutnya dari belakang, lalu salah satu dari mereka menyemprotkan cairan ke wajah korban.

Kim Jong Nam sempat meminta tolong pada beberapa orang di kios bandara karena merasa pusing setelah disemprot cairan. Dia sempat dibawa ke klinik bandara, lalu mengembuskan nafas dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Sejak mengasingkan diri dari lingkaran elit Pyongyang, Kim Jong Nam rajin mengkritik pemerintahan negaranya yang tertutup dari dunia luar. Dia menuntut Korut menerima investasi asing dan menerapkan kebebasan informasi.

Pria 45 tahun itu juga sempat berkomentar bila Kim Jong Un akan gagal meneruskan pekerjaan mendiang ayah mereka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES