Peristiwa Nasional Ketahanan Informasi Nasional

Diskominfo Bondowoso: Sajikan Fakta untuk Berantas Berita Hoax

Selasa, 21 Februari 2017 - 14:13 | 125.33k
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bondowoso, Hj Haeriyah Yuliati S.Sos, MM. (Grafis: TIMES Indonesia)
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bondowoso, Hj Haeriyah Yuliati S.Sos, MM. (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

Ketahanan Informasi Nasional

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Berita hoax atau palsu bisa diberantas salah satunya dengan peran media yang memberitakan hal yang benar dan positif. Selain itu juga peran aktif masyarakat untuk tidak menerima secara mentah-mentah informasi yang ada di media sosial (medsos).

Melihat maraknya informasi atau berita hoax yang beredar di media sosial, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mengajak awak media untuk memerangi berita Hoax atau berita paslu.

“Media harus memberikan informasi yang benar kepada masyarakat,” jelas Haeriyah, kepada TIMES Indoensia.

Menurutnya, meningginya pengguna sosial media memang sangat memudahkan banyak pihak atau pengguna untuk mengakses berita-berita dari gadget. Jika pandai dan cerdas dalam memilah dan memilih mana berita benar dan mana berita hoax, akan mudah terpengaruh.

Dari itu, Diskominfo Bondowoso berkomitmen untuk terus berusaha mensosialisasikan tentang bahaya berita hoax kepada masyarakat. Akan mengajak para awak media berperan serta untuk menginformasikan atau memberitakan hal yang benar, fakta dan positif kepada masyarakat.

"Saat ini, berita hoax memang sangat marak di media sosial. Kami meminta bantuan serta dukungan kepada awak media untuk memberikan informasi seperti apa berita hoax dan menunjukkan seperti apa yang sebenarnya,” katanya.

Yang terpenting katanya, semua pihak mengajak masyarakat agar tidak mudah percaya pada berita hoax.

Dan berita hoax itu tambahnya, bisa diatasi, bila ada peran serta dari media untuk memberikan informasi secara benar dan masyarakat juga berhati-hati dalam penyebaran berita hoax itu.

"Masyarakat harus lebih berhati-hati dalam menerima berita dari media sosial, bila sumbernya tidak jelas jangan mudah percaya karena bisa saja itu berita bohong," tegasnya.

Haeriyah menambahkan, bahwa kewajiban dan tugas pers (media) memang untuk meminimalisir berita hoax tersebut supaya masyarakat bisa menerima berita yang benar dan sesuai dengan fakta. “Sajikan Fakta dan kebenaran untuk berantas berita hoax.” 

Seperti diketahui, TIMES Indonesia Network (TIN), sebagai media online berjaringan nomor 1 di Indonesia, menempatkan salah satu misi utama untuk membangun Ketahanan Informasi Nasional lewat jurnalisme positif. 

Untuk mewujudkan misi ini TIN telah melakukan kampanye dan membuat banyak Gugus Ketahanan Informasi Nasional (Gugus KIN) di bidang pendidikan, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan Hankam.
 
TIMES Indonesia juga menggandeng berbagai instansi pemerintah dan swasta serta ormas untuk bersama-sama membangun ketahanan informasi nasional lewat jurnalisme positif. Seperti bekerjasama dengan PBNU, TNI, Polri, Bappenas, kampus, lembaga sosial, Facebook, dan banyak lainnya.
 
Selain itu, TIMES Indonesia mengajak masyarakat, instansi, pengamat, politikus, pengusaha, pejabat, dan narasumber lainnya untuk berpadu membangun ketahanan informasi lewat positif berstatemen dan menyampaikan potensi positif. 

Sehingga, informasi yang sampai ke masyarakat akan selalu membangun (Building), menginspirasi (Inspiring), dan berpikiran positif (Positive Thinking). Mari kita bersama-sama membangun ketahanan informasi demi NKRI. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES