Wisata

Dukung Pariwisata, Kemenhub Kembangkan 9 Bandara

Selasa, 21 Februari 2017 - 02:11 | 39.17k
Bandara Abd Saleh Malang akan dikembangkan Kemenhub untuk dukung wisata Bromo-Semeru. (foto: senda/timesindonesia)
Bandara Abd Saleh Malang akan dikembangkan Kemenhub untuk dukung wisata Bromo-Semeru. (foto: senda/timesindonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan RI mendukung pencapaian target 15 juta wisman tahun 2017. Dukungan itu diwujudkan dalam peningkatan sarana bandara untuk meningkatkan daya tampung bandara.

Ada sembilan bandara yang ditingkatkan sarana prasaranyanya. Termasuk menaikkan status bandara menjadi bandara internasional. Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menjadi keynote speaker pada acara Rakor Lintas Sektor Program Transport-Toursim Stimulus Package pada Senin (20/2).

Beberapa pengembangan bandara itu adalah Bandara H As. Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, telah menjadi bandara internasional. Pengembangan Bandar Udara Sibisa, Parapat, dalam rangka mendukung kunjungan wisatawan ke Danau Toba.

Lalu, Bandara Internasional Yogyakarta Baru akan segera dimulai pembangunannya. Kemenhub juga telah melakukan groundbreaking Bandara Ahmad Yani Semarang yang diharapkan akan beroperasi tahun 2018. Ada juga Bandara Supadio Pontianak akan diresmikan pada tahun ini dan Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya di akhir tahun ini.

Selain itu, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin akan selesai pada tahun 2018; pengembangan Bandara Abdul Saleh Malang dalam rangka mendukung kunjungan wisatawan ke Bromo-Tengger-Semeru; serta pengembangan Bandara Pitu Morotai dalam rangka mendukung kunjungan wisatawan ke Morotai.

’’Kami sangat mengapresiasi dukungan dari pemerintah daerah dalam membangun bandara. Misalnya pemerintah daerah Banyuwangi, Papua, dan Jawa Barat yang menggunakan anggaran daerahnya sendiri untuk membangun bandara sehingga dana Kementerian Perhubungan yang terbatas dapat digunakan di pembangunan lainnya,’’ ucap Budi Karya.

Menhub Budi memaparkan, perkembangan jumlah penumpang udara terus meningkat sehingga di beberapa bandara seperti di Jakarta, Yogyakarta, dan Semarang terjadi “kemacetan”. Jumlah penumpang angkutan udara pada tahun 2016 mencapai 89,3 juta untuk domestik dan 23,4 juta untuk internasional.

“Saya minta pemerintah daerah bersama seluruh stakeholder terkait untuk berkomunikasi dengan baik agar dapat memberikan level of service yang baik. Di awal tahun 2019, semua bandara diharapkan sudah selesai dan semoga tidak ada lagi ‘kemacetan’,” tandas Budi.

Bandara Soekarno Hatta misalnya. Dengan 2 runway saat ini melayani 86 slot dalam 1 jam. Setelah pembangunan runway, akan ada 3 runway di bandara tersebut sehingga dapat melayani 110 slot. “Hal tersebut merupakan ruang yang besar agar maskapai asing dapat masuk ke Jakarta,” jelas Budi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES