Kopi TIMES

Merusak Hutan, Menuai Longsor dan Banjir

Senin, 20 Februari 2017 - 22:21 | 53.02k
ILUSTRASI: Fungsi Hutan. (Foto: warta unik)
ILUSTRASI: Fungsi Hutan. (Foto: warta unik)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Anomali iklim yang terjadi akhir-akhir ini ditandai dengan terjadinya curah hujan yang tinggi, angin kencang, perubahan suhu dan kelembaban udara serta petir. Dampak yang terjadi di antaranya adalah pohon tumbang, longsor yang melanda daerah perbukitan dan daerah bertebing serta banjir yang terjadi di daerah pedesaan maupun perkotaan.

Definisi hutan menurut UU.41-1999 adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan

Fungsi hidro-orologis hutan adalah sebagai penyerap, penyimpan dan pendistribusian air. Apabila terjadi hujan, air akan masuk terserap oleh tanah menjadi air ilfiltrasi dan air tanah, sehingga jumlah air limpasan menjadi berkurang Hutan yang utuh mampu menyerap air hujan (reservoir) sehingga air hujan tidak langsung mengalir ke sungai.

Sistem perakaran pohon mampu mengikat agregat tanah, akar-akar tersebut menahan tanah agar tidak labil, sehingga dengan tidak adanya pohon, maka tanah akan mudah terlepas terutama pada daerah perbukitan dan tebing dan itulah yang disebut dengan longsor.  Sistem perakaran dan seresah mampu memperbesar pori-pori tanah.

Tanah yang gundul apabila hujan turun akan terjadi erosi yaitu terkikisnya lapisan tanah yang subur melalui aliran permukaan (run off).  Faktor penentu kekuatan hujan untuk merusak dan mengangkut butiran tanah adalah intensitas, frekuensi terjadinya hujan dan distribusi hujan. Kemiringan lahan juga berpengaruh terhadap kecepatan dan volume limpasan permukaan, semakin besar persentase kelerengan, maka semakin cepat laju limpasan permukaan sehingga laju erosi akan semakin besar. Dampak dari erosi adalah tanah menjadi miskin hara dan pendangkalan sungai.

Euforia penjarahan hutan yang terjadi beberapa tahun yang lalu, hingga saat ini masih terasa dampaknya.  Walaupun kegiatan penanaman pohon telah dilakukan, namun karena menumbuhkan pohon menjadi besar dan berfungsi maksimal memerlukan waktu yang lama. 

Oleh sebab itu kegiatan penghijauan maupun reboisasi harus dilakukan secara terus menerus dan itu tidak cukup dengan satu juta pohon, tetapi diperlukan berjuta-juta pohon.  Pendidikan konservasi sebaiknya sudah dimulai sejak usia dini, agar sejak awal sudah tertanam betapa pentingnya pohon, mari kita lindungi hutan kita untuk generasi akan datang.(*)

* Penulis adalah Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Malang (IPM)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES