Peristiwa Daerah Bondowoso Republik Kopi

Air Kesejahteraan Petani itu Mengalir dari Jiwa Srikandi Ike Puji

Senin, 20 Februari 2017 - 17:00 | 80.56k
Srikandi Dinas PUPR Ike Puji Lestari yang rela turun langsung kelapangan saat hujan sekalipun dalam rangka melindungi para petani. (Foto: Angga/Times Indonesia)
Srikandi Dinas PUPR Ike Puji Lestari yang rela turun langsung kelapangan saat hujan sekalipun dalam rangka melindungi para petani. (Foto: Angga/Times Indonesia)
FOKUS

Bondowoso Republik Kopi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hujan deras berakibat banjir bandang seakan terus menimpa tanah yang ada di daerah yang dikenal dengan sebutan ‘Bondowoso Republik Kopi’ yang kini dipimpin H Amin Said Husni. Akibatnya, tak sedikit lahan pertanian yang terlibas banjir. Tanamannya terancam gagal panen. Longsor terjadi di beberapa lokasi.

‘Musibah alam’ itu seakan tak bisa dibendung. Tapi bisa diantisipasi. Hal itu diyakini oleh sosok Ike Puji Lestari, sosok perempuan yang bisa dibilang berjiwa ‘Srikandi’. Ia menjabat sebagai Kepala UPTD Pengairan Wilayah Bondowoso.

Di tengah kondisi ekstrem, beberapa kali Bondowoso diterpaan banjir bandang, sosok Ike Puji Lestari, terus berjuang hadir ditengah-tengah permasalah petani di wilayah kerjanya.

Terbukti, beberapa daerah irigasi yang diterpa banjir, mengancam ribuan hektare lahan pertanian karena tidak teraliri air, Ike Puji Lestari hadir memberi pemahaman, memberi solusi dan berjuang mengatasinya.

“Saya hadir ditengah-tengah petani untuk memberikan semangat dan berjuang bagaimana lahan pertanian milik petani tetap bisa teraliri air dan tidak gagal panen. Saya harus rutin turun ke lapangan dan bertemu langsung dengan petani,” cerita Ike Puji Letari, kepada TIMES Indonesia, Senin (20/2/2017).

Banjir-bondowosotBIfF.jpg

Turun ke lapangan tak hanya memantau, tapi melakukan perbaikan bersama warga agar petani tidak menjadi korban banjir bandang. “Itu yang saya lakukan. Karena kami adalah pelayan petani, pemberi semangat petani,” katanya dengan nada semangat.

Diketahui, jabatan Ike, begitu dia karib disapa, sebagai Kepala UPTD Pengairan Wilayah Bondowoso wilayah kerjanya membawahi delapan Kecamatan. Diantaranya Kecamatan Wringin, Pakem, Binakal, Curahdami, Tegalampel, Taman Krocok, Bondowoso dan Grujugan.

Luas wilayah kerja Ike diketahui hampir seluruhnya berada dalam posisi kemiringan yang tinggi dengan ancaman banjir bandang dan longsor terus terjadi jika musim penghujan.

“Hal itu sangat tidak mudah menyelesaikannya. Karenanya, dibutuhkan kemampuan khusus baik untuk melakukan komunikasi maupun pendekatan pada bawahan dan petani,” jelasnya.

Sesuai arahan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bondowoso, H Karna Suswandi cerita Ike, dirinya harus terus berusaha melaksanakan tugas dengan baik bersama para juru, ulu-ulu banyu dan para petani yang ada.

Diketahui, memang sudah beberapa kali di wilayah ‘kekuasaan’ Ike ditimpa banjir bandang. Seperti yang terjadi di Kecamatan Binakal, Pakem, Wringin, Tegalampel dan Taman Krocok.

Sedikitnya, sudah ada 9 Dam yang rusak akbiat banjir. Hal itu menjadi tugas Ike dan ‘pasukannya’ untuk segera menyelesaikan masalah tersebut. “Harus kerja super ektra cepat dan tanggap. Karena sudah darurat. Proses irigasi harus tetap jalan jika ingin menyelamatkan lahan pertanian,” katanya.

Srikandi-Dinas-PUPR-Bondowoso-3zHWPT.jpg

Jika tidak diatasi secara cepat, petani yang akan jadi korbannya. “Air kesejahteraan harus tetap mengalir untuk para petani. Itu tugas kami,” aku perempuan berjilbab itu.

Apapun yang terjadi di lapanga katanya, harus terkomunikasikan kepada atasannya. “Dalam melakukan perbaikan, saya harus gugah para juru, dan HIPPA agar mereka mau bersama dan swadaya melakukan perbaikan, karena memang anggaran perbaikan belum bisa dilaksanakan,” katanya.

Solusinya, dalam melakukan penangan sementara di sembilan Dam yang terdampak banjir, seperti di wilayah Binakal, tepatnya di Dam Libilian, pihaknya harus melibatkan masyarakat (petani) dan petugas lapangan UPTD Bondowoso.

“Harapan saya, melalui penanganan sementara ini, petani tetap akan mendapat pelayanan air irigasi. Tanamannya tetap bisa dipanen sesuai harapan. Air mata petani adalah duka saya,” katanya.

Ike mengisahkan, bahwa dirinya tak ingin petani di Kabupaten Bondowoso gagal panen karena tidak ada aliran irigasi. “Karena itu, saya bersama petani dan petugas lapangan UPTD terus turun lapangan melakukan perbaikan,” ungkapnya.

Jika terjadi hujan deras, Ike bersama petugas lainnya, selalu siaga siap terjun ke lokasi terdampak banjir. “Jika terjadi hujan deras, aliran irigasi langsung ditutup agar aliran air tidak melubar pada lahan pertanian,” katanya.

Srikandi-Dinas-PUPR-Bondowoso-2SR9B.jpg

Baru setelah hujan reda, pihaknya langsung melakukan pemantauan lapangan untuk menjadi bahan laporan dan langkah tindakan darurat selanjutnya. “Kekompakan pejabat dan petani adalah langkah kesejahteraan bagi petani,” katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES