Peristiwa Daerah

Tekan Inflasi, Bupati Anas Bakal Sering Ketemu BI

Minggu, 19 Februari 2017 - 20:20 | 38.37k
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat bertemu dengan perwakilan BI dan BPS. (Foto : Humas Pemkab for TIMES Indonesia)
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat bertemu dengan perwakilan BI dan BPS. (Foto : Humas Pemkab for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, akan lebih sering mengagendakan rapat bersama jajaran Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, dan pelaku usaha setempat untuk mengendalikan laju inflasi daerah.

Perekonomian daerah akan terus dijaga dengan bertumpu pada pengembangan pertanian, infrastruktur, dan pariwisata.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, akan rutin mengikuti rapat juga Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskopum), Dinas Perikanan Kelautan dan Ketahanan Pangan (Disperipangan), Dinas Pertanian dan pejabat lain dalam Tim Pengendali Inflasi wilayah Bumi Blambangan.

Sejumlah kebijakan, lanjut Anas, lahir dari sinergi antar-elemen tersebut. Dia mencontohkan, sinergi Bulog dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang kini sudah berjalan di 14 desa lahir dari tantangan menjaga inflasi di level desa.

”Warga desa bisa mendapatkan komoditas seperti tepung terigu, gula, minyak yang dipasok Bulog dengan harga lebih murah,” kata Anas, Minggu (19/2/2017).

Dalam rapat terakhir, Jum’at (17/2/2017), yang juga dihadiri Kepala Kantor Perwakilan BI Jember Achmad Bunyamin, terpapar data pertumbuhan ekonomi Banyuwangi dalam lima tahun terakhir selalu di atas rata-rata Provinsi Jatim dan nasional. Misalnya, pada 2015, pertumbuhan Banyuwangi sebesar 6,01 persen, di atas rata-rata Jatim yang sebesar 5,49 persen dan nasional 4,8 persen.

Meski pertumbuhan ekonomi cukup bagus, tingkat inflasi bisa dijaga di level yang rendah dan stabil. Inflasi Banyuwangi juga selalu berada di bawah rata-rata Jatim dan nasional. Pada 2016, inflasi Banyuwangi 1,91 persen, di bawah Jatim yang sebesar 2,7 persen dan nasional 3,02 persen.

”Pada Januari 2017 ini, inflasi Banyuwangi berdasar data BPS sebesar 0,66 persen adalah yang terendah di Jatim,” imbuh Anas.

Untuk menekan inflasi, berbagai upaya dilakukan, terutama untuk menjaga pasokan pangan. Di antaranya dengan meningkatkan infrastruktur pertanian lewat pembangunan dan pemeliharaan sistem irigasi yang tahun ini ditargetkan degelar di 2.200 titik senilai Rp 150 miliar.

Di Banyuwangi, jaringan irigasi primer mencapai 3.718 kilometer, irigasi sekunder 2.204 kilometer, dan irigasi tersier 797 kilometer yang memasok air ke lebih dari 66.000 hektare persawahan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES