Indonesia Positif

Mengintip Prestasi SMUN 2 Plus Sipirok di Gunung Sibualbuali

Minggu, 19 Februari 2017 - 15:49 | 851.90k
SMU Negeri 2 Plus Sipirok, yang kini sudah menjadi salah satu lembaga favorit di Kabupaten Tapanuli Selatan.(Foto: AJP. TIMES Indonesia)
SMU Negeri 2 Plus Sipirok, yang kini sudah menjadi salah satu lembaga favorit di Kabupaten Tapanuli Selatan.(Foto: AJP. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gunung Sibualbuali yang terletak di Sipirok, yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Tapanuli Selatan, ternyata banyak menyimpan generasi emas untuk negeri ini.

Sipirok memang merupakan kota kecil. Namun, ditemukan banyak melahirkan generasi emas yang duduk di posisi tertinggi birokrasi pemerintahan negeri ini.

Terbukti, sosok Arifin M Siregar adalah generasi yang lahir dari Desa Simaninggir, Bismar Siregar dari Desa Baringin, HM Ritonga dari Desa Paranjulu, Hasjrul M Harahap dari Desa Bunga Bondar, Lapran Pane, pendiri HMI juga berasal dari Desa Pangurabaan, dan masih banyak sosok lainnya, yang lahir dari kota kecil tersebut.

SMUN-2-Plus-Sipirok-DIFs5E.jpgSuasana SMU Negeri 2 Plus Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (Foto: AJP. TIMES Indonesia)

Generasi emas itu, ternyata banyak menimba ilmu di lereng Gunung Sibualbuali, yakni di perbukitan Desa Padang Bujur. Di desa itu ada sebuah lembaga pendidikan tempat para tokoh nasional itu menimba ilmu dimasa muda.

Lembaga itu adalah SMU Negeri 2 Plus Sipirok, yang kini sudah menjadi salah satu lembaga favorit di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Dari penelusuran TIMES Indonesia, sekolah itu adalah rujukan banyak sekolah lain dan merupakan model lembaga pendidikan yang unggul di daerah tersebut.

SMUN-2-Plus-Sipirok-BnJzvB.jpgSiswa dan Siswi SMU Negeri 2 Plus Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (Foto: AJP. TIMES Indonesia)

Lembaga tersebut tidak hanya unggul dalam hal prestasi. Tapi lebih memiliki karakter yang kuat dalam hal non akademik. Misalnya, unggul dalam menerapkan boarding dan akhirnya menjadi pilot project bagi sekolah lainnya di daerah itu.

Berdasarkan penilaian dengan pengujian oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) tingkat Provinsi, SMAN 2 Plus Sipirok ini memperoleh akreditasi “A” pada tahun 2006 dan tahun 2010. 

Seiring dengan perkembangan zaman, sejak 2006 silam, SMAN 2 Plus Sipirok sudah dalam proses Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

Namun, setelah konsep RSBI tidak diterapkan lagi, pada tahun 2016, SMAN 2 Plus Sipirok kembali terpilih menjadi sekolah rujukan di Tapanuli Selatan. Hal itu yang membuat 'harum' sekolah tersebut di daerahnya dan bahkan di level nasional.

SMUN-2-Plus-Sipirok-Ccv5z.jpgSalah satu fasilitas belajar di SMU Negeri 2 Plus Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (Foto: AJP. TIMES Indonesia)

Dari data yang diterima TIMES Indonesia, pada tahun 1994, SMU Negeri 2 ini telah berhasil menunjukkan mutu pendidikan ditingkat Kabupaten Tapanuli Selatan. Terbukti, saat itu berada pada urutan ke-2 (kedua) terendah setelah Nias. 

Ditelisik dari sejarahnya, dalam dua dekade terakhir, lulusan SMA di Tapanuli Selatan, sangat jarang yang lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN), bahkan semakin tidak ada pada tahun-tahun terakhir.

Hal itu ditemukan bahwa ada kelemahan siswa yang terletak pada kurangnya pemahaman dan penguasaan ilmu-ilmu yang pernah dipelajarinya saat dibangku sekolah. Sehingga bekalnya sangat kurang untuk melanjutkan studi atau terjun ke masyarakat. 

Kelemahan itu diketahui bersumber pada faktor-faktor internal dan eksternal pendidikan. Faktor Internal bisa meliputi tenaga pendidikan dan kurangnya sarana prasarana pendidikan. Faktor eksternal meliputi semangat belajar yang semakin melemah di lingkungan masyarakat luas.

SMUN-2-Plus-Sipirok-AFv23c.jpgSuasana lereng Gunung Sibualbuali , Kabupaten Tapanuli Selatan dimana SMU Negeri 2 Plus Sipirok berada (Foto: AJP. TIMES Indonesia)

Melihat kondisi tersebut, maka Almarhum Letjen H Raja Inal Siregar memprakarsai pertemuan dengan beberapa tokoh yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan di Kabupaten Tapanuli Selatan untuk bermusyawarah mencari solusi permasalahan dimaksud.

Hasil dari pertemuan tersebut, lahir gagasan untuk pembangunan sarana pendidikan berupa Sekolah Mengengah Atas Negeri (SMAN) Plus.

Pertama, pembangunan fisik sarana prasarana sekolah dimulai pada tahun 1994 di areal kurang lebih 11 hektare dan dengan pertimbangan untuk peningkatan mutu pendidikan serta iman dan taqwa generasi muda di daerah tersebut.

Akhirnya, dibangunlah sekolah yabg menyatu dengan asrama siswa yang berkapasitas 360 siswa dengan rumah guru 36 unit serta sarana ibadah dan olahraga. 

Selanjutnya, pada tahun 1995, sudah dimulai proses penerimaan siswa dan pelantikan Angkatan Pertama siswa baru pada Juli 1995. Pelantikan itu dihadiri langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, yang saat itu dijabat oleh Almarhum H Raja Inal Siregar. 

Adapun Kepala sekolah pertama SMAN 2 Plus Sipirok dipercayakan kepada Almarhun HM Syarif Nasution. Ia menjabat kepala sekolah hingga tahun 1997. Sebelumnya, HM Syarif menjabat Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Medan.

Keberadaan SMA Negeri 2 Plus Sipirok didirikan dengan tujuan mengembangkan kualitas siswa lulusan sekolah menengah Kabupaten Tapanuli Selatan baik tingkat SLTA maupun SLTP sehingga mereka mudah mendapat kesempatan melanjutkan daya saing studi di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi negeri diseluruh tanah air. 

Hasil dari keberadaan sekolah ini, ternyata cukup menggembirakan. Terbukti, diawal kelahirannya, sekolah tersebut sudah banyak mencapai prestasi di tingkat provinsi dan bahkan nasional.

Diketahui, saat itu, citra mutu pendidikan Tapanuli Selatan memang berada pada urutan ke-2 (kedua) terendah setelah Nias. Namun, kini sudah jauh melampauan lembaga pendidikan lain di daerah itu.

Mesih menurut data yang dihimpun TIMES Indonesia, SMA Negeri 2 Plus Sipirok ternyata sudah banyak menyabet prestasi membanggakan, baik untuk daerah dan alumninya.

Beberapa prestasi akademik sekolah tersebut adalah lulus 90 persen memasuki Perguruan Tinggi Negeri (PTN) seperti ITB, UI, IPB, UGM, UB Malang, ITS, USU, dan lain-lain baik melalui UMPTN/SPMB dan PMDK dalam setiap tahunnya.

Peraih peringkat III UAN Tahun Pelajaran 2002/2003 se-Sumatera Utara. Berhasil meraih juara I Olimpiade Matematika Tahun 2003 se-Sumatera Utara. Peringkat I UAN tahun Pelajaran 2003/2004 se-Sumatera Utara dan meraih peringkat III Perpustakaan Terbaik Tahun 2004 se-Sumatera Utara.

Keunggulan SMA Negeri 2 Plus Sipirok, diakui Herman Setiawan, alumni angkatan 1 yang lulus kuliah Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung dan kini sudah menjabat Direktur Utama PT Ursabyte.

Hal yang sama diakui Abdul Halim Harahap, alumni angkatan 3, yang berhasil masuk di Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung dan kini sudah menjabat Drilling Engineer, Lloyd's Register (LR).

Alumni selanjutnya adalah Mora H Ritonga, angkatan ke 6 yang berhasil kuliah di Teknik Rancang Bangun, Sekolah Tinggi Sandi Negara Dan sekarang menjabat Pegawai Lembaga Sandi Negara.

Tak hanya itu, alumni selanjutnya adalah Sri Imriani Pulungan, alumni Angkatan 8, kini menjadi Doctoral Candidate, School of Life and Environmental Sciences University of Tsukuba, Jepang (2014-2017).

Ada lagi, Ahmad Huzair Lubis, angkatan 10 yang berhasil lolos masuk perguruan tinggi jurusan Teknik Perminyakan, di Institut Teknologi Bandung Dan saat ini sudah berada pada jabatan strategis, yakni menjabat Strategic Planning dan Risk Management, PT Pertamina EP.

Selain itu, ada sosok Dedi Ade Pahrin Hasibuan, alumni angkatan 12, yang lolos masuk Teknik Sipil dan Lingkungan di Institut Pertanian Bogor. Kini ia menjabat sebagai Staf K3LP (Jaminan Mutu), PT Waskita Karya (Persero) Tbk.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-2 Editor Team
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES