Peristiwa Daerah

Suku Anak Dalam: Kehidupan Kami Jauh Lebih Baik

Minggu, 19 Februari 2017 - 12:51 | 78.83k
Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa usai peresmian rumah untuk suku anak dalam Jambi (Foto:TIMES Indonesia)
Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa usai peresmian rumah untuk suku anak dalam Jambi (Foto:TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Warga Suku Anak Dalam Jambi mengaku kehidupannya jauh lebih baik setelah tinggal menetap. 

Kementerian Sosial bersama Pemerintah Daerah Sarolangun membangun 23 unit hunian tetap di Desa Pulau Lintang, Kecamatan Bathin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Penyerahan dilakukan oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

"Disini tidak kehujanan dan kepanasan. Lebih enak tidurnya," ungkap Sitam (22). 

BACA JUGA: Mensos Resmikan Hunian Tetap untuk Suku Anak Dalam Jambi

Sitam bercerita, sebelum menetap Ia bersama sang istri, Bala (20) dan tiga orang anaknya Aisah (4), Abraham (2), dan Ram (4 bulan) tinggal di rumah yang dibuat seadanya. Setiap malam mereka harus menahan dinginnya angin dan gigitan nyamuk. Belum lagi jika hujan deras menerjang rumahnya tersebut. 

SUku-Anak-Dalam-3Pv4bD.jpg

"Saya betah, istri dan anak-anak juga senang. Saya mau menata hidup lebih baik lagi," tuturnya dalam siaran pers Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial RI. 

Hal senada disampaikan Permai (26), warga Suku Anak Dalam yang juga memilih menetap di hunian yang disediakan Kementerian Sosial.

Ia berharap kehidupannya bersama sang istri, Putri (23) dan dua orang anaknya Nathail (3) dan Joshua (3 bulan) jauh lebih sejahtera setelah mereka memutuskan menetap di Desa Pulau Lintang tersebut. 

Permai mengatakan, selama ini Ia dan keluarganya tinggal berpindah-pindah. Rumah yang dibuatnya pun jauh dari kata layak karena hanya memiliki satu ruangan tanpa kamar. 

SUku-Anak-Dalam-2qPBK.jpg

"Semuanya ngumpul di satu ruangan. Atap dan dindingnya pun seadanya tidak permanen. Nyamuk banyak sekali kalau malam," imbuhnya. 

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, tambah Permai, Ia berburu babi hutan. Hasil berburu ada yang dijual dan disisakan untuk kebutuhan makan. Hasil penjualan daging babi hutan digunakan untuk membeli beras. 1 Kilogram daging babi dijual Rp 6000. 

"Jarak berburu sampai 100 kilometer. Kadang dapat kadang tidak. Kalau gak dapat akhirnya saya pinjam-pinjam dulu ke tetangga untuk makan," tuturnya. 

Menurutnya, pilihannya untuk menetap karena ingin membuat kehidupan keluarganya jauh lebih baik lagi. Saat ini ia dan warga Suku Anak Dalam tengah belajar bercocok tanam agar tidak lagi mengandalkan berburu babi hutan. 

SUku-Anak-Dalam-4BWO91.jpg

Sebagai informasi, lahan tempat pembangunan rumah disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Sarolangun. Sementara unit rumah dibangun oleh Kementerian Sosial berserta isi.

Kementerian Sosial mengalokasikan anggaran Rp36 juta untuk membangun setiap unit rumah. Sementara isi perabotan berupa kasur, bantal, dan selimut Rp3 juta per kepala keluarga. Pendanaan seluruhnya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES