Ekonomi

Kalsel Perkuat Industri Alternatif Dampingi Batubara

Sabtu, 18 Februari 2017 - 08:55 | 25.49k
ILUSTRASI: Batubara (Foto: istimewa)
ILUSTRASI: Batubara (Foto: istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan terus memperkuat industri alternatif dan perkebunan sawit sebagai penompang ekonomi selain sektor pertambangan. Langkah ini dilakukan menyusul menurunnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan karena anjloknya sektor pertambangan batubara beberapa tahun ini.

Kabid Luar Negeri Disperindag Kalsel, Yasni Iqbal mengatakan, pihak sudah melakukan beberapa terobosan diantaranya meningkatkan ekspor industri kreatif dan sektor perkebunan diantaranya sawit dan karet.

”Ekspor industri kreatif juga terus kami dorong digalakkan untuk meningkatkan ekspor Kalsel, meski kondisi pertambangan batubara naik ” ujar Yasni Iqbal, Jumat (17/2/2017). Yasni mengatakan sektor batubara dalam lima bulan terakhir sudah membaik.

Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalsel, harga batubara acuan (HBA) untuk penjualan langsung (spot) pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB vessel) adalah sekitar US$ 53/ton atau naik US$ 1,19 (2,3%) dibandingkan sebelumnya. Artinya, ujar Yasni Iqbal, harga batubara mengalami kenaikan sekitar 2,3 persen. Kondisi ini cukup membuat ekspor Kalimantan Selatan juga terimbas naik.

"Kenaikan harga batubara ikut mendorong kenaikan ekspor Kalsel sekitar 10 persen, karena hampir 80 persen ekspor Kalsel didominasi batubara. Untuk data riilnya kami masih melakukan penghitungan," jelasnya.

Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan, Harymurthy Gunawan, mengatakan, sektor perkebunan harus terus digenjot untuk dampingi sektor pertambangan. Kenaikan harga komoditi batu bara dan Crude Palm Oil (CPO) harus menjadi penopang jangka pendek perekonomian di Kalsel. Saat ini harga batu bara terus merangkak naik. Dan diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah.

"Dua sektor tersebut tidak dapat dijadikan penopang utama untuk jangka panjang, karena kesadaran menggunakan energi terbarukan dan isu pelestarian lingkungan bisa berpotensi mengganggu salah satu sektor pengauat ekonomi itu yaitu pertambangan batu bara,” ujar Harymurthy.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES