Ekonomi

Jadi Lumbung Cabai, Banyuwangi Bangun Kerjasama dengan Belanda

Jumat, 17 Februari 2017 - 22:11 | 46.59k
Bupati Anas (kiri), Karen Tambayong dan Peter A Halm saat membahas kerjasama budidaya cabai. (foto : Humas Pemkab for TIMES Indonesia)
Bupati Anas (kiri), Karen Tambayong dan Peter A Halm saat membahas kerjasama budidaya cabai. (foto : Humas Pemkab for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Executive Director Indonesian Benelux Chamber of Commerce, Peter A. Halm dan Ketua Komite Tetap Holtikultura Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Karen Tambayong berkunjung ke kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (17/2/2017).

Kunjungan itu sebagai awal kerjasama yang akan dibangun, yakni pengembangan pertanian cabai di lahan pertanian Kecamatan Wongsorejo seluas 200 hektar. Dalam kerjasama itu, pihak Belanda yang terkenal akan teknologi pangan akan melakukan trasfer pengetahuan kepada petani-petani lokal Banyuwangi.

"Kami sudah lama mendengar kebaikan-kebaikan serta potensi yang dimiliki Banyuwangi. Ini mengapa kami bekerja sama dengan Kadin Indonesia ingin mengembang industri pertanian di sini," kata Peter A. Halm.

Sementara itu, Karen Tambayong menjelaskan dalam kerjasama ini, pihak Belanda akan mengembangkan cabai unggulan.

”Mengapa kami memilih Banyuwangi? Karena kami melihat pertanian di sini sangat maju. Maka dengan menggandeng Kadin dari Belanda, kami ingin menanam bibit unggulan yang telah dikembangkan menggunakan teknologi pertanian Belanda di Banyuwangi," ujar Karen.

Semua proses, kata dia, berdasarkan teknologi pertanian modern berbasi hitungan matematika, ilmu pangan, kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan, dan pengolahan pangan.

Secara terpisah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku bersyukur atas kerjasama yang akan dijalin.

”Alhamdulillah, hari ini kami bertemu perwakilan Benelux Chamber of Commerce, teman-teman Kadin Belanda, yang didampingi Komite Tetap Hortikultura Kadin Indonesia. Lahannya sudah disiapkan, ada ratusan hektar,” ujar Anas seusai pertemuan.

Anas menambahkan, dengan adanya pengembangan budidaya cabai melibatkan Belanda, Pemkab Banyuwangi berharap dibangun juga aspek hilirnya. Artinya, hasil cabai akan langsung diolah yang bisa memberi nilai tambah ke petani dan pelaku usaha.

”Saya berharap hilirisasi di sana juga, jadi di wilayah utara itu nanti basisnya agroindustri. Kan untuk kawasan industri di sana sudah susah karena permasalahan lahan dan kami menyerap aspirasi publik. Jawabannya agar ekonomi tetap bergerak adalah industri berbasis pertanian atau agroindustri yang bernafaskan pemberdayaan petani,” papar Anas.

Anas optimistis, sinergi dengan Belanda ini akan semakin mengukuhkan posisi Banyuwangi sebagai sentra cabai nasional. Kerjasama ini dinilainya istimewa juga karena lahan yang menjadi uji coba termasuk lahan yang kering dan kurang subur, sehingga setelah berhasil akan medatangkan manfaat yang sangat berarti.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES