Ekonomi

Harga Cabai Masih Mahal, Lima Biji Dijual Rp 2000

Jumat, 17 Februari 2017 - 10:35 | 29.54k
Sinten, penjual sayur mayur di Desa Kedunggebang, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi menjual lima biji cabai merah dengan harga Rp 2000, Jumat (17/2/2017). (Foto: Romi/TIMES Indonesia)
Sinten, penjual sayur mayur di Desa Kedunggebang, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi menjual lima biji cabai merah dengan harga Rp 2000, Jumat (17/2/2017). (Foto: Romi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mahalnya harga cabai di Kota Gandrung Banyuwangi, Jawa Timur membuat pengecer di pedesaan harus menjual cabai dengan sistem bijian. Per lima biji cabai merah, pembeli harus menebus Rp 2000.

Seperti di toko kelontong dan sayur milik Siten di Desa Kedunggebang, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi. Sinten menjual cabai rawit merah Rp 2000 per lima biji dan untuk cabai hijau Rp 3000 per sepuluh biji.

Menurtut Siten, penjualan harga cabai dengan sistem ini dilakukan, karena banyak konsumennya yang tak mampu membeli dengan kapasitas banyak.

"Warga membelinya hanya untuk pelengkap saja, jadi saya pun jual dengan sistim bijian," kata Siten, Jumat (17/2/2017).

Dirinya melakukan sistem penjualan ini semenjak harga cabai di atas Rp 100 ribu per kilogram. Sinten juga tak berani menyimpan cabai dalam jumlah banyak. Pada hari biasa ia berani memasok cabai hingga lima kilogram, namun saat ini hanya satu kilogram saja.

"Kalau harga cabai merah, dari pasar sudah Rp 120 ribu. Namun untuk yang hijau harganya Rp 70 ribu per kilonya," ungkapnya.

Mesnatun, seorang pembeli mengaku harga cabai yang mahal membuatnya tidak setiap hari membelinya. Ia hanya membeli jika memang membutuhkan cabai saat memasak. "Belinya untuk pelengkap saja, karena cabainya masih mahal," keluhnya.

Mahalnya cabai juga dibarengi dengan kenaikan harga bawang merah, dari harga Rp 24 ribu.kg kini mencapai Rp 35 ribu/kg, sedang bawang putih dari harga normal Rp 16 ribu, sekarang 29 ribu/kg.

"Ini aja beli satu bungkus bawang putih seberat 1,5 ons harganya lima ribu mahalkan," katanya sambil menunjukan barang blanjaannya.

Warga masyarakat berharap pemerintah bisa menstabilkan harga bahan keperluan memasak, karena sudah hampir dua bulan lebih kondisi seperti ini dirasakan warga. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES