Peristiwa Daerah

Diterjang Banjir, Pilar Penyangga Talang Irigasi di Bondowoso Roboh

Kamis, 16 Februari 2017 - 16:04 | 128.08k
Kepala UPT PSDA Jawa Timur bersama Kadis PUPR Kabupaten Bondowoso, H Karna Suswandi didampingi jajaran Muspika Klabang, saat melakukan pemeriksaan pilar penyangga talang irigasi yang roboh. (Foto: Angga/Times Indonesia)
Kepala UPT PSDA Jawa Timur bersama Kadis PUPR Kabupaten Bondowoso, H Karna Suswandi didampingi jajaran Muspika Klabang, saat melakukan pemeriksaan pilar penyangga talang irigasi yang roboh. (Foto: Angga/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Akibat derasnya aliran air karena tingginya curah hujan yang terjadi di Kabupaten Bondowoso, sejak Januari hingga Februari, mengakibatkan pilar penyangga talang irigasi milik Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Propinsi Jawa Timur yang berada di Desa Besuk, Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso roboh.

Untuk menangani robohnya penyangga talang yang merupakan saluran primer untuk mengairi pertanian di wilayah Kabupaten Bondowoso dan Situbondo dari sungai Sampean Baru itu diambil langkah cepat.

Kamis (16/2/2017), Kepala UPT PSDA Jawa Timur, Putut Sabidodo, memantau langsung ke lokasi, didampingi Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bondowoso, H Karna Suswandi dan jajaran Muspika Kecamatan Klabang.

Menurut Kepala UPT PSDA Jawa Timur di Bondowoso Putut Sabidodo, robohnya penyangga talang irigasi itu sudah sejak Januari lalu. Sebelumnya, sudah dilakukan identifikasi.

Banjir-2sJUHz.jpg

Peyangga talang irigasi itu sebagai jalan transportasi. Makanya, segera dilakukan tindakan cepat dan terus dilakukan koordinasi dengan dinas terkait di Kabupaten Bondowoso.

“Saya baru menjabat. Tapi pejabat sebelumnya sudah memberi tahu kalau kondisinya sudah roboh. Karena, selain untuk penyangga talang Biting yang merupakan saluran primer yang mengaliri hingga Situbondo serta penyangga jembatan, maka saya koordinasi dengan dinas terkait di Bondowoso,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bondowoso, Drs H Karna Suswandi mengakui jika mendapat izin dari Dinas Pengairan Propinsi akan melakukan tindakan darurat dengan segera dibuatkan ground sail supaya penyangga tidak tergerus.

Penanganan darurat tersebut katanya, hanya bersifat sementara. Sebab, jika tidak segera dlakukan penanganan darurat, akan banyak korban yang akan terdampak. Diantaranya, sembilan ribu hektar lahan pertanian akan mengalami kekeringan mulai dari Bondowoso hingga Situbondo.

“Saya akan menangani daruratnya saja untuk membuat penyangga sementara. Selanjutnya, akan bersama UPT PSDA Jatim akan mengajukan ke Propinsi untuk ditangani lebih serius,” tegas Karna.

Lebih lanjut, Karna menyampaikan, bahwa dana yang disediakan untuk penanganan darurat sementara senilai Rp 300 juta. Adapun kebutuhan totalnya, sesuai estimasi sementara, bisa mencapai Rp 15 Milyar.

Banjir6my1.jpg

“Kami berharap, Dinas Pengairan Propinsi Jawa Timur untuk segera melakukan penanganan darurat itu. Ini sangat mengancam lahan pertanian dan membahayakan pengguna jalan yang melintas. Untuk sementara, kendaraan roda empat bermuatan berat dilarang melintasi di jembatan itu,” katanya.

Karna datang memantau lokasi bersama Kepala UPT PSDA Jatim, Camat Klabang, Kapolsek Klabang, Danramil serta para Kabid Dinas Pupr. “Biar semuanya tahu dan segera dilakukan sosialisasi dan dibuatkan portal larangan melintas bagi kendaraan roda empat bermuatan berat,” katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES