Wisata

Parade Seni Budaya Desa Jatiluwih Tampilkan Budaya Lokal Bali

Selasa, 14 Februari 2017 - 02:14 | 147.33k
Parade Seni dan Budaya di Desa Wisata Jatiluwih, Senin (13/02/2017).(Foto Khadafi/TIMES Indonesia)
Parade Seni dan Budaya di Desa Wisata Jatiluwih, Senin (13/02/2017).(Foto Khadafi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gebyar parade seni dan budaya desa wisata Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, disambut meriah oleh para warga lokal dan ratusan wisatawan asing yang hadir, Senin (13/2/2017).

Gebyar parede seni dan budaya Jatiluwih diisi dengan aneka tarian-tarian lokal Bali. Juga hadir musisi jazz ternama Ito Kurdi&Friends dan band asal Bali Balawan  Etnic Fashion Band, Rio Aidik trumpeter dan musisi terkemuka lainnya. Selain itu ada penyerahan bantuan, penanaman bibit bunga hingga membersihkan sampah plastik di kawasan tersebut.

PArade-Budaya-JatiluwihpSqnm.jpg

Parade Jatiluwih juga dihadiri oleh Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya dan Bupati Badung I nyoman Giri Prasta.

"Parade Jatiluwih ini adalah sebuah prestasi tentunya kita harus terus belajar untuk terus mengembangkan daya tarik wisata di Jatiluwih ini dengan cara yang alamiah, seperti mengembangkan berkesenian masayarakat dari musik tradisional, tarian khas dan menyanyi hingga semua masyarakat lokal yang menikmatinya dengan pemasukan dari kunjungan wisatawan," ucap Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya pada Times Indonesia(13/02/2017).

Sementara Manajer Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih I Nengah Sutirtayasa menjelasakan semenjak Desa wisata Jatiluwih diresmikan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia jumlah wisatawan asing yang berkunjung terus meningkat.

PArade-Budaya-Jatiluwih-BjPlMg.jpg

"Wisatan asing yang berkujung ke Jatiluwih sangat pesat sekali, setiap hari bisa mencapai 400 wisatawan yang didominasi oleh negara Eropa. Dan pemasukan pertahun sekitar Rp 5 miliar," ucapnya

Terkait pengembangan DTW Jatiluwih Sutirtayasa memasikan pembangunan yang ada dapat menguntungkan masyarakat lokal khususnya untuk para petani yang memiliki sawah.

"Hal pertama kita membatasi pembangunan di Jatiluwih untuk menjaga alam dan panorama disini tetap alami, dan selain itu kita juga mengembangkan wisata disini seperti tracking, stalking dan nuansa pendidikan pertanian, selain itu juga menggali potensi dibidang seni dan budaya masyarakat lokal," ucapnya.

Untuk kesejahteraan masyarakat lokal khususnya para petani di Jatiluwih, menurut Surtirtayasa pihaknya sudah melaksanakan semenjak tahun 2014 dan sudah berkomitmen untuk pemasukan pengasilan pertahun dari wisata Jatiluwih untuk diberikan pada pertanian.

PArade-Budaya-Jatiluwih-CckEUa.jpg

"Per tahun sekitar Rp 350 juta untuk sumbangan pengembangan Subak per satu kelompok, dan biasanya para petani disini setiap tahun melakukan upacara yadnya mereka iuaran untuk melakukan upacara itu namun sejal tahun 2014 para petani sudah bebas iuran karena ada subsidi Rp 100 juta per tahun untuk upacara, selain itu juga ada subsidi buat kesehatan dan bagi petani yang kurang mampu," pungkasnya.

Sementara itu, Agus P Wardhana, manager Gong Jatiluwih Restaurant and Lounge, yang menjadi salah satu sponsor acara berharap Jatiluwih bisa semakin berkembang dan menjadi kunjungan favorit di Bali.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES