Peristiwa Nasional

“Kurikulum Nasional Penting Ada Materi Etika Penggunaan Medsos”

Senin, 13 Februari 2017 - 23:16 | 109.77k
Kapendam XIII/Merdeka, Letnan Kolonel Inf Andi M Suryadarman (Grafis: TIMES Indonesia)
Kapendam XIII/Merdeka, Letnan Kolonel Inf Andi M Suryadarman (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Untuk antisipasi peredaran berita atau informasi hoax, diperlukan materi etika menggunakan media sosial (medsos) dalam kurikulum pendidikan Nasional. Baik di Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

“Kurikulum Pendidikan Nasional mulai tingkat SD sampai Perguruan Tinggi agar diberikan materi Perilaku dan etika penggunaan medsos untuk membangun Ketahanan Informasi Nasional,” jelas Kapendam XIII/Merdeka, Letnan Kolonel Inf Andi M Suryadarman.

Menurutnya, semakin dominannya perkembangan teknologi informasi, tentunya akan berpengaruh terhadap pola pikir, pola sikap dan perilaku yang begerak terus berubah dan dinamis serta menjadi kebutuhan yang mutlak bagi seluruh entitas dalam kehidupan individu, masyarakat, pemerintah, swasta dan TNI-POLRI.

Semuanya kata dia, harus berlomba menjadi informasi atau subyek ketimbang menjadi obyek informasi.

“Melihat kondisi tersebut, secara individu dan kelembagaan harus disikapi secara arif dan bijaksana dan mengajak semua elemen untuk selalu menyajikan informasi yang akurat dan komprehensif guna membangun ketahanan informasi Nasional,” harapnya.

Untuk pemerintah, peran  Kominfo dari pusat sampai daerah dan seluruh instansi TNI atau Polri  serta instansi terkait dan unsur swasta, harus terus menerus menyosialisasikan pentingnya ketahanan informasi Nasional yang dibangun mulai dari individu, kelompok sampai satuan yang lebih besar.

“Pemerintah harus lebih memanfaatkan teknologi Social Network Anlysis (SNA) untuk memudahkan melihat peta pembicaraan terhadap isu-isu yang muncul, mendeteksi aktor dan topik pembicaraanmnya,” katanya.

Karena dibutuhkan membangun Ketahanan Informasi Nasionsl dan Daerah, penting ada materi khusus yang dimasukkan dalam Kurikulum Pendidikan Nasional, mulai tingkat SD sampai Perguruan Tinggi.

Materi dalam kurikulum itu katany adalah materi tentang perilaku dan etika penggunaan medsos untuk membangun Ketahanan Informasi Nasional. “Memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang manfaat dan bahaya medsos serta bagaimana menggunakan medsos secara bijaksana,” katanya.

Terakhir, masyarakat harus lebih banyak melakukan pendekatan kontra narasi terhadap berita bohong. “Menyebarkan informasi positif yang lebih banyak kepada publik untuk melawan berita hoax,” katanya.

TIMES Indonesia Network (TIN), sebagai media online berjaringan nomor 1 di Indonesia, menempatkan salah satu misi utama untuk membangun Ketahanan Informasi Nasional lewat jurnalisme positif. 

Untuk mewujudkan misi ini TIN telah melakukan kampanye dan membuat banyak Gugus Ketahanan Informasi Nasional (Gugus KIN) di bidang pendidikan, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam.
 
TIMES Indonesia juga menggandeng berbagai instansi pemerintah dan swasta serta ormas untuk bersama-sama membangun ketahanan informasi nasional lewat jurnalisme positif. Seperti bekerjasama dengan PBNU, TNI, Polri, Bappenas, kampus, lembaga sosial, Facebook, dan banyak lainnya.
 
Selain itu, TIMES Indonesia mengajak masyarakat, instansi, pengamat, politikus, pengusaha, pejabat, dan narasumber lainnya untuk berpadu membangun ketahanan informasi lewat positif berstatemen dan menyampaikan potensi positif. 

Sehingga, informasi yang sampai ke masyarakat akan selalu membangun (Building), menginspirasi (Inspiring), dan berpikiran positif (Positive Thinking). Mari kita bersama-sama membangun ketahanan informasi demi NKRI. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES