Ekonomi

Genjot Jagung, Ini Beda Lamongan dan Pemerintah Pusat

Kamis, 09 Februari 2017 - 17:36 | 75.41k
Bupati Fadeli bersama Forkopimda Lamongan, melakukan tanam perdana kawasan jagung modern di Desa Tugu Kecamatan Mantup, Kamis (9/2/2017). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Bupati Fadeli bersama Forkopimda Lamongan, melakukan tanam perdana kawasan jagung modern di Desa Tugu Kecamatan Mantup, Kamis (9/2/2017). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah pusat menargetkan bisa mencapai swasembada jagung di 2017 dengan cara perluasan lahan. Namun Lamongan rupanya tidak segaris dengan kebijakan pemerintah pusat, dengan menempuh cara yang berlawanan.

Alih-alih melakukan perluasan lahan secara masif, Bupati Lamongan, Fadeli rupanya lebih memilih menggenjot produktivitas jagung. Langkah itu, sudah dimulai dengan membuka kawasan jagung modern di Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro, yang sukses meningkatkan produktivitas dari rata-rata 5,8 ton perhektar menjadi 10,6 ton perhektar.

“Saya memang sedang fokus meningkatkan produksi jagung Lamongan. Tapi saya melakukannya dengan meningkatkan produktivitas, tidak dengan memperluas areal tanam," ucapnya saat melakukan tanam perdana kawasan jagung modern di Desa Tugu Kecamatan Mantup, Kamis (9/2/2017). 

Fadeli mengaku, sengaja memilih opsi menggenjot produktivitas, karena untuk pembukaan lahan secara masif di Lamongan sudah tidak memungkinkan. "Karena jika itu yang dilakukan, maka luasan tanam untuk komoditas lain seperti padi, kedelai atau tebu akan terreduksi," ujarnya.

Bupati-Fadeli-2A3Kg.jpg

Terlebih pertanian dengan metode modern itu sudah terbukti berhasil meningkatkan produktivitas jagung dari rata-rata 5,8 ton per hektar menjadi 10,6 ton per hektar di kawasan 100 hektar Desa Banyubang Kecamatan Solokuro. Kisah sukses itu kini diperluas menjadi kawasan 10 ribu hektar di 12 kecamatan.

==
            
“Harapan kami metode yang sudah terbukti sukses di Banyubang itu dikawal penerapannya. Tidak hanya oleh para penyuluh pertanian, camat yang wilayahnya termasuk dalam kawasan itu juga harus turut mengawal penerapan metodenya," tutur Fadeli.

Dinas Tanaman Pangan Holtikulturan dan Perkebunan Lamongan di musim tanam tahun ini menargetkan sasaran luas tanam jagung bisa mencapai 65.250 hektar dengan target produksi di atas 425 ribu ton.

Sedangkan produksi jagung Lamongan tahun 2016 di lahan seluas 62.737 hektar, mencapai 372.162 ton dengan produktivitas rata-rata 6,05 ton perhektar. Pertanian jagung dengan metode modern tidak hanya bisa meningkatkan produktivitas secara signifikan jikia dibandingkan dengan pertanian konvensional.

Dari rata-rata produktivitas di tahun 2016 yang mencapai 6 ton perhektar, diperoleh pendapatan kotor Rp22 juta perhektar, dengan rasio keuntungannya Rp10 juta per hektar.

Bupati-Fadeli-3TO3h2.jpg

Sedangkan jika menerapkan pertanian modern yang sudah dibuktikan hasilnya di Desa Banyubang, petani bisa menaikkan produktivitas menjadi 10,6 ton per hektar dengan pendapatan kotor Rp36 juta perhketar dan rasio keuntungan yang didapatkan sebesar Rp23 juta per hektar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES