Peristiwa Nasional

Presiden: Seluruh Anak Indonesia Harus Sehat dan Cerdas

Rabu, 08 Februari 2017 - 18:48 | 61.20k
Presiden Joko Widodo saat memberikan buku dan alat tulis di Kota Ambon, Maluku, Rabu (8/2/2017). (Foto: Istimewa)
Presiden Joko Widodo saat memberikan buku dan alat tulis di Kota Ambon, Maluku, Rabu (8/2/2017). (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menyerahkan bantuan sosial non tunai Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 4.598 keluarga senilai Rp8,6 miliar di Kota Ambon, Maluku, Rabu (8/2/2017). 

"Kita ingin kedepan seluruh anak Indonesia sehat dan cerdas, karena persaingan 20-30 tahun kedepan akan semakin berat. Bukan antar kota atau kabupaten lagi tapi antar negara. Jadi harus disiapkan betul anak-anak kita biar bisa memenangkan persaingan tersebut," pesan Jokowi dalam siaran Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial.

Presiden-Jokowi-kunjungan-ke-ambonskI1r.jpg

Bantuan secara simbolis diserahkan oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia da Kebudayaan (PMK), Puan Maharani di Desa Rumahtiga, Kecamatan Teluk Ambon, Maluku kepada 350 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). 

Secara keseluruhan total bantuan sosial yang disalurkan Pemerintah melalui Kementerian Sosial untuk Provinsi Maluku sejumlah Rp292 miliar, terdiri dari bansos PKH, bansos lanjut usia, bansos disabilitas, dan beras sejahtera. 

Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Sekretaris Negara Pramono Anung, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa,  Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, serta Gubernur Maluku Said Assagaff.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan Program Keluarga Harapan (PKH) berkontribusi besar dalam penurunan angka kemiskinan dan kesenjangan di Indonesia. 

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) September 2016, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 27,76 juta orang (10,70 persen), berkurang sebesar 750.000 orang dibandingkan dengan kondisi September 2015 yang sebesar 28,51 juta orang (11,13 persen). 

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan turun menjadi 7,73 persen pada September 2016. Demikian pula persentase penduduk miskin di daerah perdesaan yang turun menjadi 13,96 persen pada September 2016.

"Artinya PKH memberi kontribusi besar dalam pengurangan penduduk miskin di Indonesia," kata Mensos.

Khofifah menerangkan ratusan ribu keluarga yang telah lepas dari status miskin tersebut kemudian dirujuk ke program pemberdayaan lainnya.

"Kami optimistis jumlah penduduk miskin akan semakin turun ditahun-tahun yang akan datang," tambahnya lagi.

Optimisme itu, Kata Khofifah tidak berlebihan. Mengingat saat ini pemerintah melalui Kementerian Sosial tengah gencar melakukan percepatan pengentasan kemiskinan di seluruh wilayah Indonesia dengan mengintegrasikan bantuan sosial dan subsidi dalam satu kartu keluarga sejahtera (KKS). 

Diterangkan, kartu tersebut memiliki fitur uang elektronik dan tabungan sehingga bisa menampung bansos PKH, Pangan, serta Subsidi  lainnya. Dalam menyalurkan bantuan sosial nontunai, Kemensos bekerja sama dengan Himpunan Bank Negara (Himbara).

"Ada 6 juta keluarga penerima manfaat PKH di Indonesia.Tahun 2017, terdapat 3 juta keluarga ditargetkan bermigrasi ke bantuan sosial non tunai," imbuhnya termasuk Ambon.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kementerian Sosial, Harry Hikmat mengatakan dampak PKH dalam menurunkan kemiskinan dan kesenjangan akan sangat dirasakan jika PKH dilaksanakan secara terintegrasi dengan program perlindungan sosial lainnya.

Dikatakan, Januari lalu Presiden Joko Widodo meminta penerima subsidi energi dapat diintegrasikan terpadu dengan program penanggulangan kemiskinan, terutama dengan program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang  sudah berjalan. Alasannya, subsidi yang digelontorkan banyak yang tidak tepat sasaran. 

Harry menuturkan, dengan pendekatan holistik ini maka PKH diharapkan dapat berkontribusi besar dalam penurunan kemiskinan sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menjadi tujuh hingga delapan persen dan penurunan indeks gini rasio menjadi 0,36 persen pada tahun 2019. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES