Peristiwa Daerah

Dana Bencana Pasuruan Sudah Terpakai 50 Persen

Rabu, 08 Februari 2017 - 12:31 | 48.73k
Bencana banjir yang sering melanda Pasuruan, telah menyerap sebagian besar dana darurat bencana. (Foto: Fobert Ardiyan/TIMES Indonesia)
Bencana banjir yang sering melanda Pasuruan, telah menyerap sebagian besar dana darurat bencana. (Foto: Fobert Ardiyan/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dana tanggap darurat bencana yang dialokasikan oleh Pemkab Pasuruan pada tahun 2017 ini adalah sebesar Rp 9 miliar. Namun baru sebulan berjalan, dana itu sudah terserap sebanyak 55 persen atau sekitar Rp 5 miliar.

Banyaknya bencana yang terjadi mulai bencana banjir sampai tanah longsor di awal tahun ini, membuat alokasi dana ini seakan terlalu sedikit. Untuk menanggulanginya jika dana darurat ini kurang, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan berencana akan mengajukan dana tambahan melalui Perubahan APBD 2017 nanti.

“Memang di awal tahun 2017 ini, penanganan darurat bencana sudah mencapai Rp 5 miliar. Dari jumlah itu memang menyerap separo lebih atau 55 persen dari total anggaran dana tanggap darurat bencana tahun ini,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan Bakti Jati Permana,

Dari catatan BPBD pada Bulan Januari 2017 kemarin sudah terjadi 5 kali banjir besar di Kabupaten Pasuruan. Yakni, pada Kamis (5/1), Rabu (11/1), Jumat (13/1), Selasa (24/1), dan Rabu (25/1). Banjir terjadi akibat imbas melubernya sejumlah daerah aliran sungai (DAS) di wilayah Kabupaten Pasuruan. Mulai Sungai Kedung Larangan, Welang, Rejoso, Petung, dan Sungai Laweyan.

Penanganannya otomatis menggunakan dana darurat becana. Termasuk, perbaikan infrastruktur yang sifatnya sementara. Seperti, perbaikan tanggul, perbaikan jalan sementara, perbaikan pipa, sampai pembuatan dapur umum.

“Paling banyak memang terserap di penanganan fisik (infrastruktur). Contohnya, di Kecamatan Lumbang untuk dana perbaikan saluran talang menyerap dana hingga Rp 400 juta. Ini karena saluran talang yang hampir ambrol kami lakukan bronjong atau dilakukan penerasan batu. Kalau tidak, air bisa meluber dan semua petani di sana bisa gagal panen,” jelas Bakti lebih lanjut.

Bakti menandaskan jika dana ini kurang, pihaknya akan mengajukan dana tambahan melalui Perubahan APBD 2017. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES