Ekonomi

Ekspor Indonesia Merosot Selama 2016

Kamis, 02 Februari 2017 - 22:34 | 31.13k
ILUSTRASI - Kapal barang (Foto: bisnis)
ILUSTRASI - Kapal barang (Foto: bisnis)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tahun 2016 ekspor Indonesia mengalami kemerosotan di dua negera utama yakni China dan Amerika Serikat, yang hanya tumbuh sebesar 65% dan 1,6%. Hal  ini menunjukan perekonomian secara global melemah dan ini menjadi tantangan ekspor Indonesia kedepannya. 

Apalagi sejumlah tantangan lain seperti instrumen trade remedies (selektif pada barang ekspor) yang diterapkan negara-negara di dunia sebagai pagar proteksi perdagangan baru untuk melindungi kepentingan industri dalam negerinya, yang cenderung meningkat. 

Hal tersebut di sampaikan Direktur Pengamanan Perdagangan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan RI, Pradnyawati dalam bimbingan teknis “Pengamanan Akses Pasar Produk Ekspor Indonesia” di Hotel Maya Sanur, Kamis (02/02/2017).

“Kita memiliki sejumlah tantangan untuk perdagangan luar negeri. Salah satunya adalah penerapan instrumen trade remedies yang di lakukan oleh negara anggota WTO. Negara-negara itu beralih ke kebijakan instrumen trade remedies itu untuk melindungi produk dalam negeri mereka,” ucap Pradyawati.


Pradyawati juga menyampaikan bahwa kebijakan ini ditambah lagi dengan kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh Presiden AS terpilih, Donald Trump  yang menekankan bahwa setiap keputusan yang diambil pada berbagai sektor seperti perdagangan, perpajakan, imigrasi dan urusan luar negeri akan berdasarkan pada prinsip. “America First”. 

Seperti diketahui sampai saat ini AS merupakan tujuan utama Ekspor Indonesia, selain Cina. “Sekarang ini pemerintah mulai berusaha untuk beralih, bukan lagi ke arah tujuan ekspor tradisional  seperti Amerika, Jepang, Eropa, tapi mulai menjajaki negara-negara seperti Afrika, Asia Tengah seperti Uzbekistan, Tajikistan, Iran dan negara-negara kaya yang belum banyak digali kemungkinannya. Karena negara-negara tradisional itu sudah menerapkan hambatan yang macam-macam dan canggih-canggih,” imbuhnya.

Pradnyawati juga menyebutkan, Berbagai hambatan dan tantangan akan dihadapi Indonesia, beberapa sektor perekonomian mulai dari perdagangan, penolakan produk perikanan Indonesia di negara tujuan ekspor, hambatan teknis perdagangan juga datang dari sektor produk kayu, berbagai hambatan non tarif dan hambatan lainnya. 

“ Bimbingan teknis ini lebih kepada sosialisasi pengetahuan kepada eksportir kita bahwa di dunia sekarang permainannya seperti itu. Dunia terutama negara tujuan ekspor Bali yang utama yaitu Amerika Serikat sudah mulai bersikap agak protektif, ini yang perlu diwaspadai,” jelasnya

Sementara Kadis Disperindag Provinsi Bali Ni Wayan Kusumawathi mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk mendorong ekspor Bali ke Mancanegara, ekspor Bali sudah menembus 104 negara. kebijakan impor menjadi sebuah hambatan untuk menembus pasar negara tujuan.

“Kegiatan ini kita lakukan dengan narasumber dari kementerian perdagangan untuk memberikan penjelasan dan kiat-kiat yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha, dan kita harapkan dalam kegiatan ini kita lebih paham dan dapat melakukan pembenahan kepada industri dalam negeri dan kepada eksportir,” ujarnya.

Kusumawathi menjelaskan, dalam kurun waktu lima tahun ekspor Bali mengalami fluktuasi dan rata-rata meningkat 4,8 persen, selain itu beberapa produk yang mengalami peningkatan secara terus menerus yaitu produk pertanian dan perkebunan. Namun hasil industri kerajinan mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. 

“Kita berharap untuk pasar-pasar  non tradisional yang menjadi mitra dagang pemerintah Indonesia adalah negara-negara Timur Tengah, Afrika, dan negara lain termasuk juga India,” tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES