TIMESINDONESIA, JAKARTA – Peminat parkour di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mulai tumbuh tahun 2008 dan terus berkembang.
Saat ini ada belasan anggota yang rutin berlatih dalam wadah Komunitas Parkour dan Freerun Banyuwangi.
Tidak hanya 1 kali seminggu, mereka bisa berlatih 4 kali dalam seminggu. Hari Senin di Alun-alun Blambangan, Rabu di di halaman SMKN 1 Banyuwangi, Sabtu di Pantai Boom dan terkadang juga dilakukan hari Minggu di pantai yang sama.
Ali Rofie, salah satu anggota mengatakan, dalam setiap latihan selalu dikombinasikan parkour dan tricking. Maka selain berlatih pemindahan diri secara efisien dan cepat, Komunitas Parkour dan Freerun ini juga berlatih salto dan tendangan.
"Awalnya latihan kita pilah, parkour sendiri, tricking sendiri, nanti kita kombinasi jadi gerakan yang lebih indah," kata penggemar ahli Parkour Amerika, Pavel Petkuns yang dijuluki sebagai Pasha the Boss itu, Selasa (31/1/2017).
Untuk berlatih tricking, seharusnya menggunakan matras untuk keamanan karena gerakan tenaga penuh dengan kecepatan tinggi. Seperti pribahasa tak ada rotan akarpun jadi, pasir Pantai Boom dimanfaatkan untuk pengaman pendaratan salto karena mereka belum memiliki matras.
"Aslinya Parkour mengandalkan lari, lompat dan memanjat bagaimana kita berpindah ke tempat tujuan dengan cepat. Kalau ditambahi gerakan indah sudah beda lagi, tidak lagi murni Parkour, tapi sekarang itu yang lebih populer," tambah Ali.
Komunitas ini juga telah memiliki akun resmi sosial media, akun 'PkBanyuwangi' pada website pertemanan Facebook dan 'parkourbanyuwangi' di situs Instagram. Untuk bergabung, peminat bisa langsung ikut berkumpul di lokasi latihan sesuai jadwal.
Giatnya latihan Komunitas Parkour dan Freerun Banyuwangi tidak sia-sia, even tahunan peminat Parkour se-Jatim tahun ini sedianya juga akan digelar di Banyuwangi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
| Publisher | : Sholihin Nur |
