Ekonomi

Harga Cabai Meroket, KPPU Selidiki Potensi Kongkalikong

Selasa, 24 Januari 2017 - 09:02 | 17.36k
Harga cabai meroket di berbagai daerah Indonesia (Foto: TIMES Indonesia)
Harga cabai meroket di berbagai daerah Indonesia (Foto: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), Syarkawi Aruf menegaskan jika pihaknya tengah menyelidiki potensi permainan harga cabai, apalagi karena adanya ketidakwajaran dalam rantai distribusi komoditas tersebut di Indonesia.

"Kita menyelidiki rantai distribusi cabai karena terlalu panjang dari petani hingga ke konsumen akhir. Biasa tiap pos yang membuat guliran harga cabai dari petani ke pasar menjadi kian besar," tuturnya.

Menurut Syarkawi, harga cabai di tingkat petani sekarang hanya sekitar Rp 35 ribu. Tetapi karena setiap pos rantai distribusi ada kenaikan harga, maka di masyarakat bisa tembus Rp 120-130 ribu per kilogram.

Rantai distribusi yang panjang itu diyakini meliputi petani yang dijual ke pengepul, lalu ke bandar di desa. Bandar desa kemudian menjual ke bandar cabai di pasar-pasar induk, lalu dijual kembali ke agen. Dari agen baru ke retailer atau pedagang kios atau toko yang menjual ke end user.

Syarkawi menyebut dalam dalam rantai distribusi ini yang paling diuntungkan adalah bandar pasar induk.

"Sebagai contoh di salah satu pasar induk terbesar di Jakarta hanya ada tiga bandar saja. Persaingan yang tidak sempurna ini membuat ada kemungkinan terjadinya kongkalikong harga. Petani sendiri tidak terlalu merasakan dampak kenaikan harga ini," paparnya.

Pihak KPPU sendiri sedang menyelidiki indikasi permainan harga ini di berbagai daerah. Meski jumlah rantai distribusi di setiap daerah berbeda, namun diyakini polanya tetap sama.

Syarkawi juga tak membantah kenaikan harga cabai dipicu cuaca buruk yang membuat produksi anjlok. Namun dari hitung-hitungan, ia tetap menyebut kenaikan harga saat ini terlalu besar. "Paling tinggi sekali itu hanya Rp 90 ribu per kilogram end user. Jadi yang terjadi sekarang kemahalan," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Dhian Mega
Sumber : Berbagai Sumber

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES