Peristiwa Daerah

"Saatnya Mahasiswa Kembali Bangkit untuk Indonesia"

Minggu, 22 Januari 2017 - 13:01 | 57.41k
Talkshow yang digelar dalam rangka Pelantikan Pengurus Komisariat PMII IAI Al Qalam dengan tema “Berjuang dengan Kebebasan Menuju Pembaharuan PMII Al Qalam”, Minggu (22/1/2017) pagi. (Foto: TIMES Indonesia)
Talkshow yang digelar dalam rangka Pelantikan Pengurus Komisariat PMII IAI Al Qalam dengan tema “Berjuang dengan Kebebasan Menuju Pembaharuan PMII Al Qalam”, Minggu (22/1/2017) pagi. (Foto: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ditengah kondisi bangsa yang ‘carut-marut’, marak penistaan, mulai dari penistaan agama, Pancasila serta aneka ancaman terhadap NKRI, mahasiswa sebagai agent perubahan, diminta untuk kembali bangkit untuk memperkokoh kesatuan dan persatuan Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Yatimul Ainun, penulis buku “Bakiak Politik Sorban Negarawan” saat menjadi pemateri dalam Talkshow, yang digelar oleh Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) IAI Al Qalam, Kabupaten Malang, Minggu (22/1/2017) pagi.

Acara Talkshow yang digelar dalam rangka Pelantikan Pengurus Komisariat PMII IAI Al Qalam dengan tema “Berjuang dengan Kebebasan Menuju Pembaharuan PMII Al Qalam” itu, hadir para kader PMII di Kabupaten Malang.

Hadir menjadi narasumber dalam acara itu, Yatimul Ainun, penulis buku “Bakiak Politik Sorban Negarawan”, Masruri Mughni, Pengurus IKAPMII Kabupaten Malang dan Mukhlis El Fahri, mantan Ketua PC PMII Kabupaten Malang dan Ketua PC PMII Kabupaten Malang saat ini, Muhammad Jabir.

Dalam Talkshow itu, Yatimul Ainun banyak menyampaikan kondisi gerakan mahasiswa di Indonesia saat ini. “Kondisi mahasiswa saat ini sangat memprihatinkan. Berbeda dengan mahasiswa zaman dulu, yang kepeduliannya terhadap kebijakan pemerintah sangat luar bisa dan sangat kritis,” katanya.

Namun, mahasiswa saat ini, belum menampakkan sikap kritisnya pada kebijakan pemerintah. “Rasa kritis sangat berkurang. Para aktivis lebih banyak diam atas kebijakan pemerintah,” katanya.

Mengapa demikian? Mahasiswa katanya, banyak yang terlena dengan jiawa romantisme ada pragmatisme. Sikap idealisme tak tertanam dalam jika mayoritas mahasiswa. “Ini tantangan bagi mahasiswa saat ini, terutama para aktivis,” katanya.

Sementara itu, menurut Mukhlis El Fahri, mahasiswa kini sudah merasa malu dan takut untuk melakukan aksi atau menjadi parlemen jalanan, taku mengkritisi banyak kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.

“Dalam kondisi Indonesia yang carut marut ini, saatnya mahasiswa bangkit membela NKRI. Jangan sampai rakyat lapar di negerinya sendiri. Salah satu yang harus membela rakyat adalah mahasiswa,” katanya.

Dia juga banyak mengulas kondisi mahasiswa yang saat ini tak lagi kritis atas kebijakan pemerintah. “Hal itu karena banyak mahasiswa yang tak lagi merasa bahwa dirinya adalah agent perubahan sosial,” tegasnya.

Selain itu, Ketua PC PMII Kabupaten Malang, Muhammad Jabir, lebih banyak menjelaskan kondisi mahasiswa yang ada di Kabupaten Malang. Dia banyak berharap, bagaimana mahasiswa kedepannya harus memiliki sikap kritis dan militansi yang kuat.

“Mahasiswa harus memiliki jiwa intelektual yang kuat. Rasa kritis dan militansi yang kuat. Karena mahasiswa adalah penerus bangsa dan menjadi harapan bangsa. Jika mahasiwa sudah diam, maka kontrol pada kebijakan negara  tak akan berjalan. Saatnya mahasiswa bangkit untuk Indonesia,” katanya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES