Ekonomi

Dinilai Melambat, DPR Soroti Kinerja Perbankan Nasional

Sabtu, 21 Januari 2017 - 20:04 | 21.90k
Ilustrasi industri perbankan
Ilustrasi industri perbankan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR RI, Refrizal menyoroti kinerja pertumbuhan kredit perbankan nasional yang dinilai melambat, juga meningkatnya kredit bermasalah atau non-performing loan sepanjang 2016.

"Kinerja perbankan pada 2016 tidak terlalu baik, terjadi pelambatan pertumbuhan kredit yang diiringi dengan peningkatan non-performing loan (NPL)," tegasnya.

Menurut Refrizal, rasio NPL memang belum mencapai 5 persen, namun ia berharap pemerintah bisa berperan aktif mengatasinya. Apalagi Presiden Joko Widodo menginginkan program bunga single digit untuk UMKM.

"Bila tidak diatasi dengan serius, suku bunga perbankan single digit sulit untuk direalisasikan," sambungnya.

Sebelumnya, beberapa industri perbankan menyatakan sedang bersiap memenuhi kebijakan baru Otoritas Jasa Keuangan yang akan menerapkan syarat Net Stable Funding Ratio dan memperluas implementasi Liquidity Coverage Ratio guna menangkal ancaman kekurangan likuiditas.

Net Stable Funding Ratio atau NSFR sendiri merupakan rasio jumlah dana stabil yang tersedia di perbankan dibanding jumlah dana stabil yang dibutuhkan. Jika merujuk pada kerangka Basel III dari Basel Committe on Banking Supervision (BCBS), rasio NSFR minimal 100 persen.

Jadi dengan NSFR, perbankan disyaratkan memelihara rasio dana stabil untuk mengurangi potensi gangguan sumber reguler pendanaan bank yang bisa meningkatkan risiko likuiditas, dan risiko kegagalan bank yang pada akhirnya dapat berdampak sistemik.

Pada 2017, OJK menargetkan kredit dapat tumbuh hingga dua digit di rentang 9-12 persen, setelah pada 2016 diperkirakan kredit hanya tumbuh satu persen. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Dhian Mega
Sumber : Antara News

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES