Peristiwa Nasional

KH Makhtum Hannan, 'Macan Istighatsah NU' Tutup Usia

Sabtu, 21 Januari 2017 - 13:59 | 112.34k
KH Makhtum Hannan (Foto: nu online)
KH Makhtum Hannan (Foto: nu online)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Di usia ke 79 tahun, KH Makhtum Hannan dipanggil oleh Allah SWT. Ia tutup usia, Sabtu (21/1/2017). Sosok Kiai Makhtum selama ini dikenal sebagai 'macan' istighotsah Nahdlatul Ulama (NU). 

Kabar duka itu datang dari Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (21/1/2017) pagi, sekitar pukul 06.35 WIB.

Mendiang Kiai Makhtum Hannan adalah Pengasuh Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin. Ia menghembuskan nafas terakhir di kediamannya, Babakan, Ciwaringin.

Kabar meninggalnya salah satu anggota Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa) Muktamar Ke-33 NU di Jombang itu dibenarkan KH Arwani Syaerozi, salah satu keponakan Kiai Makhtum.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un telah berpulang ke rahmatullah KH Makhtum Hannan pagi ini 06.35 di kediaman beliau. Mohon doa untuk beliau," ujar Kiai Arwani yang juga salah satu pengurus RMI PBNU dan Mudir Ma’had Aly al-Hikamus Salafiyyah Babakan Ciwaringin.

Seperti apa sepak terjang sosok Kiai Makhtum Hannan semasa hidupnya? Diketahui, almarhum KH Makhtum Hannan dilahirkan di Cirebon, 13 Juni 1938 dari pasangan KH Abdul Hannan dan Nyai Solihah. 

KH Abdul Hannan adalah putra Kiai Toyyib bin Kiai Masina bin Kiai Juman bin Kiai Mansur bin Kiai Abbas bin Kiai Subki bin bin Kiai Kamali bin Kiai Abdurrahim bin Syeikh Abdul Latif bin Mas Buyut bin Sunan Ratna Geulis/Kikis bin Sunan Raja Desa bin Sunan Bahuki bin Khatib Arya Agung bin Dalem Suka Hurang bin Sayid Maulana Faqih Ibrahim bin Syaikh Abdul Muhyi-Sunan Giri bin Maulana Ishaq.

Kiai Makhtum banyak belajar ilmu agama pada ayahnya, KH Abdul Hannan, pamannya, KH Masduki Ali dan juga kakanya KH Amrin Hannan.

Kiai Makhtum juga pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Kaliwungu pada Kiai Abu Khaer Pasarean, Kiai Subki, dan Ustadz Fadhil. 

Juga pernah nyantri di Pondok Pesantren Lasem di bawah asuhan Syeikh Masduki dan Syeikh Mansur bin Khalil.

Merasa kurang menimba ilmu, sepulang nyantri kiai yang kini menjabat Mustasyar (Dewan Pansihat) PBNU itu, masih meneruskan ke pondok pesantren ayahnya di Babakan Ciwaringin, Cirebon. 

Pada tahun 1960, bersama kiai-kiai lainnya Kiai Makhtum mendirikan Madrasah al-Hikamus Salafiyyah (MHS) tingkat, Ibtidaiyyah, Tsanawiyyah, Aliyyah, dan Ma'had Aly.

Di tahun 1963 KH Makhtum Hannan bersama pengasuh Pesantren Babakan Ciwaringin lainnya mendirikan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model. KH Makhtum mendirikan Jamiyyah Hadiyu dan Istighatsah. 

Kini, cabang-cabangnya tersebar di seluruh wilayah tiga: Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Indramayu.  Bahkan jaringannya sudah tersebar di Jawa maupun Luar Jawa.

Sejak tahun 1996 setiap malam Jumat, KH Makhtum Hannan memimpin istighatsah bertempat di Maqbarah KH Abdul Hannan. 

Setiap bulannya, secara rutin digelar stighatsah Kubro yang diikuti ribuan orang dari pelosok-pelosok Desa dan luar daerah. Selamat jalan kiai...(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES