Wisata

Ingin Mendalami Ilmu Tembakau, Datangi Museum Tembakau Jember

Sabtu, 21 Januari 2017 - 00:31 | 136.09k
Museum Tembakau Jember (Foto: Sofy/ TIMES Indonesia)
Museum Tembakau Jember (Foto: Sofy/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ditengah massifnya gerakan anti-tembakau, di Kabupaten Jember Jawa Timur, justru ada museum tembakau. Hadirnya museum itu diharapkan membuka cakrawala keilmuan tentang tanaman emas pada masa kolonial tersebut.

Museum Tembakau sudah diresmikan sejak 2013 lalu. Letaknya di Jalan Kalimantan, gedungnya terletak di belakang Kantor Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pengujian Sertifikasi Mutu Barang Dan Lembaga milik Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Jember, sekitar 100 meter dari Kampus UNEJ.

Sejak dibuka, museum ini belum banyak diketahui oleh warga Jember sendiri. Menurut Sunito, kurator Museum Tembakau, yang banyak mengunjungi Museum, malah datang dari luar kota. “Saya juga heran, malah yang banyak datang orang dari luar kota,” akunya, kepada TIMES Indonesia, Jumat (20/1/2017).

Museum-Tembakau-Afc7yF.jpg

Sejarah industri pertanian tembakau di Jember cukup panjang. Dilansir dari situs lembagatembakaujember.com, pertanian tembakau dimulai dari tahun 1850, bersama komoditi lain seperti nila, kopi, cokelat dan karet.

Tahun demi tahun, perkembangan tembakau mulai mengalami surplus yang luar biasa, pemerintah kolonial juga mulai menggitakan pertanian tembakau.

Jember yang sebelumnya masuk dalam distrik Bondowoso mulai terpisah dan mempunyai Regentscaap sendiri.

Museum-Tembakau-CBAM23.jpg

Segala sarana dan prasarana disipakan oleh Belanda. Hal ini yang membuat Jember menjadi daerah paling maju diantara daerah yang terletak dikawasan Tapal Kuda lainnya.

Ada dua jenis tembakau yang paling banyak ditanam di Kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini, Tembakau Na-Oogst yang biasanya dibuat bahan cerutu dan Tembakau Kasturi yang merupakan bahan rokok.

Untuk Na-Oogst biasanya ditanam di wilayah Jember selatan seperti Wuluhan, Ambulu, Balung dan sekitarnya, karena kontur tanahnya memang cocok untuk tembakau jenis ini. Kasturi biasanya dtanam didaerah Silo, Garahan dan Jember bagian utara lainnya.

Sejarah panjang inilah yang melatar belakangi pembuatan Museum Tembakau. Jember dan tembakau merupakan dua hal tak bisa dipisah. Mereka saling berpaut, hidup dan menghidupi, sekalipun banyak kampanye anti-Tembakau diluar sana. Begitu yang dirasakan Sunito, sebagai Kurator Museum Tembakau ini.

Gedung museum terbilang masih cukup kecil. Namun, rencananya akan diperbesar menjadi dua lantai, “Untuk sekarang masih satu, tapi lantai dua ini juga kan difungsikan untuk memperlebar,” kata Sunito.

Di dinding sebelah kiri dari pintu masuk Museum, ada foto petani tembakau semasa kolonial, hitam putih tentunya.

Disebelahnya dua buah etalase yang memajang alat pengolahan tembakau menjadi rokok, “Ini didapat dari salah satu kolektor benda antik, dihibahkan untuk museum ini,” jelas Sunito.

Mayoritas barang yang dipajang di Museum tembakau ini adalah hibah dari perseorangan, perusahaan rokok maupun instansi.

Seperti lukisan yang juga dipajang disalah satu dinding Museum yang memperlihatkan seorang petani perempuan yang sedang memanen tembakau.

Sunito mengatakan, Museum ini tidak hanya menampilkan tembakau khas Jember, tetapi juga tembakau dari Lumajang, Situbondo, Bondowoso serta Banyuwangi.

Namun menurutnya primadona dari macam-macam tembakau tersebut tetaplah si cantik Tembakau Na-oogst, orang belanda menyebutnya Besokiech Na-oogst.

Museum ini juga mempunyai misi bahwa tembakau bukan tanaman ‘biang kerok’ yang membikin rakyat kecanduan ngudud.

Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi, Universitas Jember, serta berbagai instansi pengolahan tanaman, Museum ini membuktikan bahwa manfaat tembakau begitu banyak.

"Ini ada parfum dari tembakau, mbak,” ujar Sunito sambil mengoleskan parfum warna hitam dilenggannya.

Selain parfum, ada pestisida nabati, antiseptik juga masker dari tembakau yang dipajang disini. Semuanya dari olahan tembakau.

Kini dengan adanya museum tembakau, Sunito berharap masyarakat dapat merasakan mafaat lain dari tanaman ini. “Jadi yang membunuhmu itu banyak mbak, tembakan bukan salah satunya.”.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES