Peristiwa Daerah

Jaga Kebhinekaan, Perhimpunan INTI Malang Dikukuhkan

Kamis, 19 Januari 2017 - 23:07 | 54.28k
Seminar Kebangsaan bertajuk 'Merawat Persatuan dalam Kebinekaan' yang digelar di Baiduri Cafe, Malang, Jawa Timur, (19/1/2016) Malam. (Foto: Agus Salim/ TIMES Indonesia)
Seminar Kebangsaan bertajuk 'Merawat Persatuan dalam Kebinekaan' yang digelar di Baiduri Cafe, Malang, Jawa Timur, (19/1/2016) Malam. (Foto: Agus Salim/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Untuk menumbuhkan persatuan antar-umat beragama dan memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara dalam konteks keanekaragaman keyakinan di Indonesia, Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) mengukuhkan pengurus Perhimpunan INTI Malang. Pengukuhan digelar di Baiduri Sepah, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (19/1/2017) beberapa saat lalu.

Usai pelantikan, Perhimpunan INTI Malang menggelar seminar kebhinekaan. Hadir sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, dan budayawan, dalam acara itu.

Abdul Haris, ketua PD Muhammadiyah Kota Malang, dalam seminar itu menyampaikan rasa saling memahami atas apa yang diharuskan dan apa yang dilarang, menjadi salah satu kunci terciptanya kerukunan antar umat beragama.

"Baik yang muslim maupun yang beragama lain, masing-masing harus tahu apa yang boleh dilakukan dan apa tidak boleh dilakukan dari masing-masing tersebut," ujar Haris.

Dari memahami wilayah masing-masing tersebut akan terwujud keharmonian dalam bernegara dan berbangsa. Sehingga tidak ada lagi yang membedakan etnis, baik Jawa maupun Tionghoa. Selain itu, kesepakatan bersama untuk membangun bangsa secara terbuka juga dinilai memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan bersama.

Merawat_Persatuan_dalam_KebinekaanDqW5S.jpg

Ia memandang, saat ini banyak kelompok-kelompok tertentu yang memiliki agenda-agenda tersembunyi atau tidak terbuka yang mengakibatkan banyak terjadi keributan.

"Harus ada keterbukaan dan kesepakatan bersama, ini Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ya harus dijaga bersama," jelasnya.

Ketua Lesbumi PB NU KH Agus Sunyoto menambahkan, dalam sejarah masuk dan penyebaran agama Islam di Indonesia, tidak pernah lepas dari komunitas Tionghoa.

"Orang-orang Tionghoa memiliki peran yang sangat penting pada saat agama Islam masuk di Indonesia dulu. Seperti saat komunitas Tionghoa membantu Sunan Giri ketika diserang kelompok tertentu," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES