Pendidikan

Begini Pesan Menteri Agama kepada Santri Indonesia

Kamis, 19 Januari 2017 - 21:44 | 24.29k
Menag RI memberi ceramah di Pondok Pesantren Karangasem, Lamongan, Jawa Timur, Kamis (19/1/2017). (foto: ajp timesindonesia)
Menag RI memberi ceramah di Pondok Pesantren Karangasem, Lamongan, Jawa Timur, Kamis (19/1/2017). (foto: ajp timesindonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, dari sekian lama ia mengenyam pendidikan, yang sangat berkesan hingga sekarang adalah saat dirinya belajar di pondok pesantren (ponpes).

Menurut Lukman, di ponpes, pendidikannya 24 jam. Semuanya penuh dengan nilai edukasi. Bagi Lukman yang juga pernah nyantri di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jatim, ini seorang santri harus paham betul bahwa ponpes tidak hanya diajarkan ilmu agama saja meski itu intinya.

"Tapi tidak kalah pentingnya, ponpes mengajarkan ilmu hidup. Ilmu hidup itu macam-macam, di antaranya adalah kedisiplinan, itu akan dipakai saat kita berada di mana-mana," kata Lukman saat bertemu dengan santri dan pengasuh Pondok Pesantren Karangasem, Lamongan, Jawa Timur, Kamis (19/1/2017).

Dengan jadual teratur itu, sambung Lukman, kita bisa membayangkan kita akan apa. ’’Itu adalah cara kita mempersiapkan diri agar saat memasuki tahapan berikutnya kita sudah siap, dan agar bisa lebih baik dari yang lain, terlebih kita akan hidup di masyarakat dengan kompetisi yang ketat,’’ jelasnya.

Selain itu, yang tidak kalah pentingnya, di ponpes itu belajar menyikapi perbedaan dan keragaman. Di pondok terbiasa dengan perbedaan. Baik perbedaan tata cara berpikir maupun budaya. ’’Ini penting menyikapi perbedaan itu. Karena kalau tidak cukup pengetahuan tentang perbedaan, maka akan sulit beradaptasi," tuturnya.

Di pondok pesantren, lanjut Lukman, santri belajar fiqih dengan banyak perbedaan mahzab, meski satu masalah. Jadi, kontribusi ponpes menghasilkan wawasan luas.

"Inilah perlunya lembaga ponpes untuk membekali sikap yang arif, karena perbedaan adalah sunnah, jangan menganggap harus sama semua," ujar Lukman.

Kepada para santri, ia mengajak mereka untuk memanfaatkan betul waktu belajar di pondok. Ia bercerita, ketika bertemu tokoh-tokoh yang berasal dan alumni pondok pesantren, ketika diminta kalau waktu ini ditarik mundur, sebagian dari mereka mengatakan ingin kembali ke masa di pondok.

"Untuk itu, sekali lagi, gunakan waktu sebaik mungkin, ingat tidak semua anak negeri memperoleh pendidikan termasuk di pondok," tutur Lukman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES