Peristiwa Daerah

Pesawat Crash Landing Bukan Karena Faktor Cuaca

Rabu, 18 Januari 2017 - 08:52 | 38.91k
Konfrensi pers terkait kecelakaan pesawat latih di Bandara Blimbingsari Banyuwangi di kantor Operasional Bandara. (foto: Ahmad Su'udi/TIMESIndonesia)
Konfrensi pers terkait kecelakaan pesawat latih di Bandara Blimbingsari Banyuwangi di kantor Operasional Bandara. (foto: Ahmad Su'udi/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Peristiwa crash landing pesawat latih jenis Cesna 172 S registrasi PK MU milik Sekolah Pilot Mandiri Utama Flight Academy (MUFA) Banyuwangi, Jawa Timur Senin (16/1/2017) lalu diperkirakan bukan karena cuaca dan laju angin.

Hal ini disampaikan Staff BMKG Banyuwangi I Gede Bagus dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Kantor Operasional Bandara kels III Blimbingsari Banyuwangi, Selasa (17/1/2017).

"Cuaca cerah, setengah bandara tertutup awan dan suhu di angka 27 derajat celcius. Kecepatan angin juga 13 km/jam saja saat itu. Kami sudah mengirimkan data kondisi cuaca kepada penyelenggara bandara rutin per jam," kata I Gede Bagus.

Sebelumnya dari Kepala Bandara Blimbingsari Dodi D Cahyadi yang mengatakan kecelakaan terjadi saat taruni Regina Martalia melakukan penerbangan solo pertama dan mengantongi 50 jam pengalaman terbang.

Namun data dari MUFA menyebutkan, penerbangan Senin lalu merupakan penerbangan solo ke-5 bagi Regina Martalia yang memiliki 34 jam pengalaman terbang.

Sementara itu, Ketua Sub Komite Investigasi Penerbangan KNKT, Nur Cahyo Utomo mengatakan berapa jumlah minimal jam terbang agar siswa diperbolehkan berlatih terbang solo adalah tergantung kebijakan masing-masing sekolah pilot. Rata-rata sekolah pilot mematok 15 jam terbang sehingga setelahnya boleh berlatih terbang solo.

"Jadi rasa-rasanya taruni Regina Martalia ini sudah layak terbang solo. Kalau sudah punya 34 jam pengalaman terbang, dan belum terbang solo, itu mungkin sebaiknya berhenti jadi pilot," kata Nur Cahyo Utomo setengah berkelakar.

Taruni Regina Martalia tengah berusaha mendapatkan Private Pilot License (PPL) saat pesawat yang dikendarainya mengalami crash landing Senin lalu. Setelah mendapatkan PPL, siswa MUFA akan berusaha memperoleh Commercial Pilot License (CPL) dengan memenuhi pengalaman 120 jam terbang.

Mengenai kesehatan Regina Martalia sebelum melakukan penerbangan, Nur Cahyo Utomo mengatakan, tidak ada ketentuan yang mewajibkan pilot latih diperiksa kesehatannya sebelum berlatih terbang.

Kepala Sekolah Mufa, Dhany Rachman Adiwijaya mengatakan pihaknya mewajibkan siswa-siswi melakukan apel setiap hari pukul 5 pagi. Memastikan kesehatan siswa merupakan tanggung jawab masing-masing instruktur.

Sebelumnya diberitakan, kecelakaan pesawat latih terjadi pada siswa Sekolah Pilot Mandiri Utama Flight Academy (MUFA) Banyuwangi, Senin (16/1/2016).

Siswa MUFA Banyuwangi atas nama Regina Martalia (19) asal Tangerang, hendak melakukan landing. Namun nahas, pesawat tidak mampu mendarat dengan mulus. Badan pesawat latih pun terbakar setelah menabrak landasan Bandara Blimbingsari Banyuwangi.

Regina selamat dalam kecelakaan ini, dan hanya mengalami luka ringan di pelipis kiri dan syok. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES