Peristiwa Nasional

Presiden Minta TNI-POLRI Siap Hadapi Perubahan Global

Senin, 16 Januari 2017 - 14:19 | 112.90k
Presiden Jokowi menaiki Panser Anoa 2 Amphibious didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian, Senin (16/1/2017). (Foto: Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden for TIMES Indonesia)
Presiden Jokowi menaiki Panser Anoa 2 Amphibious didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian, Senin (16/1/2017). (Foto: Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kesiapan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk menghadapi segala perubahan yang dengan cepatnya terjadi. Kesiapan tersebut sangat diperlukan untuk mengantisipasi masalah-masalah dan tantangan yang akan dihadapi Indonesia di depan.

Demikian ditegaskan Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan pada Rapat Pimpinan TNI dan Perwira Tinggi Polri di Gedung Gatot Soebroto, Markas Besar (Mabes) TNI Cilangkap, Jakarta Timur, pada Senin, (16/12017). 

"Kita tahu perubahan global sekarang ini sangat cepat sekali. Dari detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari perubahannya begitu sangat cepat. Satu masalah belum selesai berganti dengan masalah yang lain, masalah yang baru datang. Pelambatan ekonomi global masih terjadi, pertumbuhan ekonomi dunia masih menurun, artinya situasi ekonomi dunia belum pulih," ucapnya mengawali arahan.

Menurutnya, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat disebutnya juga dapat memengaruhi kebijakan negeri tersebut. Indonesia dan sebagian besar negara-negara lain tentunya harus bersiap dengan segala perubahan kebijakan yang terjadi.

Demikian halnya dengan kemajuan di bidang teknologi informasi yang memengaruhi perubahan tatanan sosial, ekonomi, dan politik. Belakangan dapat dilihat fenomena di mana masyarakat kini tak perlu lagi mendatangi pasar maupun mal untuk berbelanja. Semuanya kini dapat dilakukan hanya melalui toko online. Kepala Negara meminta hal-hal seperti ini untuk dapat diantisipasi.

"Karena itu kita harus bergerak cepat mengantisipasi semua perubahan, terutama yang berkaitan dengan kecanggihan IT yang setiap detik selalu berubah-ubah," ujarnya.

Di kesempatan tersebut, Jokowi memberikan arahannya kepada 262 perwira tinggi TNI dan Polri. Dari jumlah tersebut, 184 orang di antaranya merupakan perwira tinggi TNI, sementara 78 lainnya merupakan perwira tinggi Polri. Rapat pimpinan tersebut diselenggarakan untuk membangun kesatuan persepsi para pemimpin TNI dan Polri sehingga dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan arah kebijakan pemerintah dan dapat mencapai hasil yang optimal.

"Saya ingin agar semuanya mempunyai visi yang sama, semuanya juga mengetahui tantangan-tantangan negara kita ini ke depan seperti apa. Baik tantangan eksternal maupun tantangan internal, sehingga bisa bersama-sama mengambil kebijakan yang arahnya adalah memberikan jalan keluar, memberikan solusi bagi setiap masalah, bagi setiap tantangan-tantangan yang ada di depan kita," katannya kepada jurnalis.

Untuk diketahui, Jokowi setelah tiba di Mabes TNI  kemudian menaiki Panser Anoa 2 6x6 Amphibious buatan PT. Pindad dengan didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta para kepala staf angkatan dan juga Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian.

Panser tersebut selanjutnya melintasi danau Mabes TNI sepanjang kurang lebih 300 meter untuk menuju Gedung Gatot Soebroto di mana dilaksanakan Rapat Pimpinan TNI dan Perwira Tinggi Polri.

Presiden sempat memuji kualitas Panser Anoa Amphibi buatan lokal tersebut. Sambil berkelakar, Jokowi mengaku berdebar saat Panser Anoa berjalan melintasi danau.

"Tadi yang Anoa Amphibious bagus sekali. Tank bisa masuk ke air, bagus. Tadi semua juga deg-degan. Tapi saya yakin bahwa produk-produk itu memiliki sebuah kualitas yang baik," ujarnya usai memberikan arahan.

Terkait dengan industri pertahanan nasional, Presiden Joko Widodo memandang bahwa saat ini sesungguhnya Indonesia memiliki kemampuan untuk memproduksi sendiri. Hanya saja, satu hal yang ditekankan Presiden, produk-produk buatan dalam negeri tersebut harus mampu untuk tampil kompetitif di pasar dunia.

"Industri pertahanan kita kalau saya lihat ini memproduksinya bisa. Yang perlu dilihat adalah pembiayaan dari produksi itu. Kalau pembiayaannya bisa ditekan, artinya produk itu kompetitif di pasar, menjualnya mudah. Jangan hanya bergantung pesanan dari TNI atau Polri, tapi apakah akan seperti itu terus? Kan tidak, mesti berani menjual ke luar," terangnya.

Seusai memberikan arahan, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga berkesempatan untuk meninjau pameran Alsintan (alat dan mesin pertanian) dan Alpalhan (alat dan perlengkapan pertahanan) buatan dalam negeri.

Tampak hadir dalam acara tersebut di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : Press Rilis

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES